BATANG – Sedikitnya 11 warga Kabupaten Batang yang menjadi korban bencana di Sulawesi Tengah akirnya bisa pulang ke kampung halamanya, Jumat, 12 Oktober 2018. Mereka datang terlambat karena sempat ditahan oleh sang mandor.
Dari 11 orang yang selamat dan pulang itu, semuanya warga Desa Sukomangli Kecamatan Reban. Di antaranya Sunadi, Sutrimo, Judi, Toto, Tasno, Ahmadi, Basir, Musafikin, Slamet Ngaman, Ropi’i, Kodirin.
Mereka tampak lesu usai menempuh perjalanan dari Palu menuju Jakarta melalui jalur udara. Kemudian menuju Batang via darat. Rombongan sampai di Rumah Dinas Bupati Batang, Jumat 12 Oktober 2018 sekitar pukul 03.30 WIB.
Salah satu warga, Judi, 36 tahun, sudah lima bulan mengadu nasib di Palu dan meninggalkan dua anak dan istrinya. Judi tak menyangka tempat ia bekerja diguncang gempa dan tsunami begitu dahsyat.
“Waktu kejadian bumi seperti digunjang, saya bersama rekan-rekan langsung lari keluar dari gedung tempat kami bekerja. Sekitar 30 menit kami lari naik ke atas bukit,” ucap Judi.
Mata ayah dua anak tersebut berkaca-kaca seolah tak bisa menyembunyikan trauma akan gempa dan tsunami yang ia alami. Bahkan, saat menceritakan bagaimana situasi mencekamnya di lokasi saat guncangan dahsyat memporak-porandakan bangunan di Palu.
“Saat menyelamatkan diri, saya selalu mengumandangkan takbir. Karena saya sudah pasrah,” tutur dia.
Seolah terbawa suasana, Judi menuturkan melihat orang tertimpa bangunan dan meninggalkan di tempat tanpa sempat meminta tolong.
“Mau menolong juga bagaimana, karena saya juga lari kencang menyelamatkan diri, miris kalau mengingat peristiwa itu, waktu itu yang ada di benak saya, hanya keluarga di rumah,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Batang, Wihaji yang menyambut kepulanggnya mengatakan, warga Batang yang yang menjadi korban yang dipulangkan sudah kali kedua kalinya.
Sebelumnya memang sempat ditahan oleh mandor proyek karena merasa mempunyai tanggung jawab kepada anak buahnya belum mendapatkan bayaran atau gaji.
“Pasca gempa memang belum bisa mendapatkan gaji karena tidak bisa mengambil uang tunai di Bank, setelah mendapatkan gaji mereka di perbolehkan pulang,” kata Wihaji
Dia juga menjelaskan bahwa masih ada tersisa 7 orang warga Batang yang di sana, dan ada penanggung jawabnya.
“Kita akan pantau terus perkembangannya dan kalau mereka mau pulang kita fasilitasi. Yang pasti meninggal warga Batang ada satu orang atas nama Mudi, yang hilang Naryo,” jelasnya.
Kaur Perencanaan Desa Sukomanghali Kecamatan Reban, Sigit menjelaskan, bahwa ada beberapa orang yang belum pulang. Namun mereka berada di kelompok yang berbeda dan jauh dari lokasi bencana. Hanya saja, ada tiga orang yang di lokasi bencana menunggu proses evakuasi selesai.
“Tiga orang tersebut merupakan mandornya. Mereka bertangung jawab penuh, kalau memang evakuasi selesai dan tidak ditemukan mereka baru mau pulang,” kata Sigit. (Panturapost.id)
Editor: Muhammad Irsyam Faiz
Discussion about this post