BREBES – Kasus kekerasan kepada anak di Kabupaten Brebes dalam kurun waktu dua bulan belakangan sudah lima kali terjadi. Ironisnya, 3 kasus di antaranya menimpa anak berkebutuhan khusus (difabel). Mereka menjadi korban aksi pencabulan oleh seseorang tak bertanggungjawab.
Fakta itu berdasarkan data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Brebes. Menurut data dari sumber yang sama, sepanjang tahun 2018 hingga Oktober, tercatat 49 anak menjadi korban kekerasan.
“Dalam 2 bulan terakhir, yang menjadi korban (kekerasan dan pelecehan seksual) merupakan anak-anak difabel atai berkebutuhan khusus ada 3 orang,” ucap Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) (DP3KB) Brebes, Rini Puji Astuti, Kamis 15 November 2018.
Ia membeberkan, setiap hari laporan kekerasan yang menjadi korban anak semakin banyak dan memprihatinkan. Pasalnya, semakin banyak warga yang sadar mengungkapkan kasus dan mengadukan kepada pihak terkait.
Kasus kekerasan pada anak ini, kata Rini, terjadi karena faktor kasus pengasuhan anak yang kurang handal. Bahkan, kebanyakan korban merupakan anak berkebutuhan khusus, karena didasari mereka mudah dirayu.
“Makanya kami mengimbau jangan biarkan anak berkebutuhan khusus sendirian. Rangkul lah mereka semua untuk keamamanya,” katanya.
Menurut dia, mayoritas orangtua di Kabupaten Brebes banyak yang merantau dan menitipkan anaknya kepada orang terdekat. Sedangkan pelaku kekerasan ke anak biasanya orang terdekat. Mulai dari orangtua kandung, kerabat, hingga tetangganya.
Berdasarkan data pada 2013, ada 41 anak yang jadi korban kekerasan baik fisik, seksual, atau psikis. Jumlah turun pada 2014 menjadi 29 anak. Kemudian 38 anak jadi korban pada 2015. Sedangkan 2016 terdapat 58 korban. Lalu 2017 ada 85 korban dan pada 2018 hingga Oktober ada 49 anak korban. (Panturapost.id)
Reporter: Fajar Eko Nugroho
Editor: Muhammad Irsyam Faiz
Discussion about this post