SLAWI – Bupati Umi Azizah menyatakan saat ini jumlah prevalensi stunting Kabupaten Tegal ada 5 persen. Menurutnya, jika 5 persen ini diurai ada sekitar 5.500 balita bertubuh pendek akibat kekurangan gizi kronis. Karena itu, Umi menyatakan, perlu kerja keras lintas sektoral untuk menangani ini.
Menurut Umi jumlah itu relatif kecil prevalensinya dibandingkan Jawa Tengah yang mencapai 28,52 persen. Meski demikian, tetap saja masalah stunting ini harus segera diatasi.
“Jika tidak segera diatasi maka generasi emas Indonesia sulit terwujud karena stunting bisa memengaruhi kemampuan otak, dan dalam jangka panjang, tentu mereka akan kalah bersaing di dunia kerja yang ujung-ujungnya akan berdampak pada daya saing bangsa,” katanya Umi saat Sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam Rangka Penurunan Prevalensi Stunting Jumat (5/4) di Alun-alun Hanggawana Slawi.
Beberapa yang umi soroti tentang penyebab prevalensi stunting, di antaranya pola asuh anak yang dipercayakan kepada pengasuh atau kepada mereka yang kurang paham tumbuh kembang anak.
“Pernikahan dini juga bisa menjadi salah satu penyebabnya dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang pola asuh anak,” kata dia.
Oleh karenanya, lanjut dia, stunting ini bukan saja urusan Dinas Kesehatan saja. Perlu kerja sama lintas sektoral dan komitmen dari pusat, provinsi, kabupaten hingga tingkat desa. Sehingga harus ada alokasi dana desa untuk menangani masalah ini, selain kebijakan di bidang pangan.
Dalam kesempatan itu, Umi juga berpesan kepada para Camat yang hadir, untuk menyampaikan hal ini ke Kepala Desa. Menurut kajiannya, Pemerintahan Desa masih lebih memprioritaskan insfrastruktur. “Tetapi kurang memperhatikan gizi anak terutama anak-anak dari keluarga kurang sejahtera,” pungkas Umi.
Sementara itu, Direktur Informasi Publik Bidang Pembangunan dan Kebudayaan Kementerian kominfo Wiryanto menyatakan, hasil riset tentang stunting tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia ada 37,2 persen. Pada tahun 2018 ini, berhasil ditekan menjadi 30,8 persen.
“Ini menunjukan keseriusan Pemerintah Pusat dalam menangani Prevalensi Stunting,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Hendardi Setiadi, menerangkan tentang pola hidup sehat. Menurutnya prevalensi stunting bisa terjadi sejak dari kandungan. Dikarenakan ibu hamil yang kurang asupan gizi.
“Ini bisa diupayakan dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan,” katanya. (Inspire Slawi)
Discussion about this post