Beberapa hari terakhir ini, nama Subkhan menjadi sorotan publik. Petani asal Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Brebes itu sempat menangis di depan Cawapres Sandiaga Uno pada Senin (11/2) kemarin. Aksi Subkhan dianggap sandiwara oleh pendukung Jokowi.
PanturaPost mencatat 5 fakta lain dari Subkhan. Berikut selengkapnya:
1. Petani Sejak SMA
Subkhan memang lahir dari keluarga petani. Kampung halamannya di Desa Tegalglagah juga merupakan lingkungan pertanian. Terutama petani bawang merah. Subkhan mengaku sejak remaja sudah menjadi petani. Saat SMA pada 1991 dia mulai bantu-batu ayahnya di ladang. Dia mulai menggarap ladang sendiri saat lulus SMA pada 1993.
“Saya juga sekarang mengelola lahan pertanian bawang merah. Ada sekitar 4 bahu milik keluarga dan seperempat bahu saya sewa tanah bengkok desa. Jadi jangan meragukan saya sebagai petani.”
2. Anggota KPUD Brebes
Selain dikenal sebagai petani, dia juga pernah menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Brebes. Dia menjabat sebagai ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Hubungan Antarlembaga periode 2013-2018.
Namanya cukup dikenal masyarakat karena kerap turun ke lapangan untuk menyosialisasikan pemilu. Paling tidak, dia sudah terlibat empat kali pemilu. Yakni Pilgub Jateng 2013, Pemilu 2014, dan Pilbup Brebes 2017, dan Pilgub Jateng 2018.
3. Alumni UGM
Subkhan mulai masuk bangku kuliah pada 1994. Saat itu dia mengambil jurusan Geografi di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Semasa kuliah, dia aktif di berbagai organisasi. Salah satunya sebagai anggota senat mahasiswa tingkat universitas.
Saat masih kuliah dia juga masih membantu ayahnya di ladang saat pulang kampung. Begitu juga ketika lulus, dia memilih tinggal di kampung halaman dan menjadi petani.
4. Tukang Demo
Pria berusia 42 tahun ini juga dikenal suka demo turun ke jalan. Saat masih mahasiswa, dia mengaku memimpin aksi demo besar-besaran melawan rezim orde baru.
“Saya masih ingat betul waktu menjelang Soeharto tumbang, pada 19 Mei 1998 saya menjadi koordinator lapangan, memimpin gerakan satu juta masyarakat Yogyakarta demo turun ke jalan untuk menurunkan Soeharto. Akhirnya pada 20 Mei 1998 Soeharto turun.”
Setelah lulus kuliah, Subkhan juga aktif sebagai Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Kajian Masyarakat Brebes (FKMB). Melalui lembaga yang dia dirikan itu, Subkhan bolak-balik turun ke jalan. Saat ini dia aktif di LSM dan serikat buruh.
5. Perjuangkan Nasib Petani
Karena memiliki latar belakang keluarga petani, selama menggelar aksi demonstrasi, tema-tema yang diambil Subkhan tak lepas dari nasib petani. Begitu juga ketika ada pejabat dari pusat datang ke Brebes, maka Subkhan akan menggunakan kesempatan tersebut untuk menyuarakan nasib petani.
“Yang jelas saya ingin petani bawang merah di Brebes itu sejahtera. Kebijakan pemerintah dengan membangun pusat budidaya bawang merah di berbagai daerah di luar Jawa merugikan petani di Brebes. Akibatnya stok bawang merah surplus. Harga anjlok. Biaya produksi tinggi, tapi harga jual rendah. Petani banyak yang rugi. Itu yang saya rasakan saat ini,” katanya dalam sebuah wawancara khusus dengan PanturaPost. (*)
Irsyam Faiz
Discussion about this post