BREBES – Sampah menggunung di sepanjang akses masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kaliwlingi Kecamatan Brebes. Bahkan, lantaran akses jalan hampir tertutup sampah membuat petugas pengangkut sampah yang menggunakan sepeda motor roda tiga tidak bisa lewat dengan mudah.
“Puluhan petugas pembuang sampah ke TPA Kaliwlingi mengeluhkan kondisi akses jalan yang tak bisa dilalui karena tumpukan sampah yang menggunung. Kami harap Pemkab segera turun tangan untuk memberikan solusi,” kata seorang petugas pengangkut sampah, Tohir, Minggu (28/11/2021).
Kondisi tersebut sudah terjadi cukup lama, hampir 2 tahun. Para petugas pengangkut sampah harus ekstra hati-hati dan cukup nyali agar bisa melewati tumpukan sampah yang menggunung tersebut.
“Kami kesulitan untuk buang sampah di TPA itu. Karena, jalan menuju TPA itu, tumpukan sampahnya sudah meninggi. Pintu masuk yang dulu, sudah tertutup sampah, sehingga kami jalur timur dan harus mengantre hingga 4 jam di sana,” keluhnya.
Padahal, kata Tohir, kondisi di dalam TPA Kaliwlingi masih memungkinkan untuk menampung sampah. Persoalannya, alat berat yang digunakan untuk mendorong sampah itu kekurangan bahan bakar.
“Alat berat di sana itu kan kekurangan solar. Baru sekitar satu jam beroperasi, sudah berhenti. Jadi sampah yang menumpuk terus menerus terjadi setiap hari tanpa dipindahkan dengan alat berat,” ungkapnya.
Hal serupa diungkapkan petugas pengangkut sampah lainnya, Idris (30). Ia biasa mengangkut sampah di Desa Pebatan, Kecamatan Wanasari, juga mengeluhkan hal yang sama.
Ia menyebut, tumpukan sampah yang menggunung hingga memenuhi akses jalan zona aktif menuju TPA tersebut sudah meluber hingga ke depan pintu gerbang.
“Lebih susahnya kalau musim hujan. Kendaraan kami sering terperosok. Bahkan ada yang sampai terguling akibat akses jalan tersebut. Kondisi jalannya rusak parah, genangan air ada di sepanjang jalan itu, lubangnya kan dalam. Ditambah tumpukan sampah yang menggunung. Jadi sering ada tosa dengan muatan sampah yang terguling,” kata Idris.
Ia menuturkan, dalam satu hari ada 75 kendaraan roda tiga yang khusus mengangkut sampah warga dan dibuang ke TPA Kaliwlingi. Dalam satu bulan satu kendaraan roda tiga itu harus membayar iuran Rp 50 ribu perbulan kepada petugas yang di TPA tersebut. Dan, untuk menambal jalan yang berlubang itu petugas-petugas pengangkut sampah sampai iuran.
“Uang hasil iuran itu untuk membeli sirtu, kemudian kami gotong royong meratakan sirtu untuk menutupi lubang-lubang di jalan tersebut,” pungkasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah (DLHPS) Kabupaten Brebes, La Ode Vindar Aris Nugroho mengatakan, pihaknya akan mengatasi persoalan sampah di TPA Kaliwlingi sesuai dengan kemampuan.
“Kami memahami keluhan petugas pengangkut sampah, khususnya yang menggunakan kendaraan roda tiga. Kami akan mulai menata itu dengan memaksimalkan anggaran yang ada saat ini,” kata La Ode Vindar Aris Nugroho.
Ia menambahkan, anggaran yang ada di DLHPS Brebes terbatas sehingga persoalan sampah akan diatasi secara bertahap. “Kita akan laksanakan sesuai dengan dengan kemampuan kita saat ini. Kemudian nanti apabila kurang bisa ditangani dengan maksimal ya kita akan ajukan tambahan anggaran pada APBD perubahan 2022 mendatang,” pungkasnya. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post