BALAPULANG – Sebuah rumah di Desa Balapulang Wetan Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal, Jumat (12/10), terbakar. Diduga api berasal dari bakaran serbuk kayu di samping rumah itu, yang lokasinya tidak jauh dari Balai Desa Balapulang Wetan. Rumah tersebut merupakan rumah orang tua Sekretaris Desa (Sekdes) Balapulang Wetan, Muhamad Mangsyur Ichwanto.
Kepada panturapost.com, Mangsyur menceritakan, saat itu, ia baru pulang dari kantor desa Balapulang Wetan sekitar jam 11.15 WIB. Ia segera mandi untuk mempersiapkan diri berangkat Salat Jumat. Baru masuk kamar mandi, tiba-tiba terdengar teriakan ”kebakaran.. kebakaran..kebakaran.” “Saya langsung keluar kamar mandi. Baju kebetulan belum saya lepas,” tuturnya.
Begitu keluar, ibunya sedang teriak minta tolong kepada tetangganya sambil mencoba memadamkan api dengan air seadanya. “Arah api dari samping rumah sebelah kanan. Itu tempat kerja bapak membuat lemari dan lainnya,” kata dia.
Melihat api membesar, Mangsyur langsung mengeluarkan tiga motor yang ada di dalam rumah. Dibantu dua wanita. “Saya ga kenal, kalau ga salah mahasiswa KKN.”
Setelah mengeluarkan motor, Mangsyur lari ke kamarnya. Menyelamatkan barang dan arsip penting. “Laptop, baju dan uang di lemari kecil bagian bawah, saya keluarkan.”
Mangsyur melihat ibunya histeris karena api sudah naik. Saat itu ia beranikan diri naik ke atas rumah dengan tangga. Sakit di kaki yang masih bengkak tidak ia rasakan. Ibu dan saudaranya terus berusaha memadamkan api yang sudah melalap satu lemari baru buatan bapaknya.
Di atas genteng, tanpa alas kaki, Mangsyur berjibaku menjinakkan api. Tapi api semakin besar. Ia buka genteng – genteng agar api tidak merembet ke rumah tetangga.“Setiap api besar, saya mundur dan maju. Rasa panas dan sakit di kaki, ga saya rasakan.”
Karena waktunya sholat Jumat, tidak ada laki-laki yang membantunya. Bapaknya juga sudah berangkat Sholat Jumat di Masjid. Mangsyur seorang diri di atas atap rumah orang tuanya. Ibunya, saudara dengan dibantu ibu-ibu tetangga terus berusaha memadamkan api. Sebisa mungkin.
Melihat Mangyur di atas, Ibunya khawatir dan meminta Mangsyur turun. “Mangsur turun! Jangan di atas, biar ibu yang terbakar,” cerita Mangsyur.
Mangsyur membalas teriakan ibunya. “Ibu keluar dari rumah!”
Ibunya bertahan tidak mau keluar. “Kalau Mangsyur terbakar, ibu juga harus ikut, kita sama merasakannya.“
Tidak lama kemudian ada tetangga yang membawa selang untuk menyiram api. Setelah hampir satu jam, datanglah mobil pemadam kebakaran (Damkar). Petugas Damkar dengan sigap dan cepat memadamkan api.
Akibat kebakaran tersebut, arsip dan peralatan yang ada di kamarnya ikut terbakar. Antara lain, arsip atau berita acara laporan tingkat RT/RW, fotocopy akte tanah warga yang tidak bisa bisa dihitung, dokumen KK warga yang belum diambil, akte kelahiran warga, dan buku nikah warga.
“Semua terlalap api. Uang sekitar 10 juta pun ikut terbakar, TV, printer dan scanner, serta baju dinas saya pun ikut terbakar. Yang berhasil diselamatkan hanya laptop, baju dan dana desa,” ungkapnya.
Mangsyur berterima kasih kepada petugas pemadam kebakaran yang sigap dan tepat saat menangani kebakaran. “Juga berterima kasih kepada warga yang bergotong royong membantu memadamkan api. Tidak lupa kepada perwakilan Dinas Sosial Kabupaten tegal, Bidang Asistensi dan Jaminan Sosial yang diwakili oleh mas Bowo, sudah memberikan bantuan peralatan. Berupa terpal, famili kit (peralatan mandi) dan matras gulung 2 buah, dan peralatan lainnya,” ujarnya.
“Saya masih trauma dan syok dengan kejadian ini. Kenapa di saat saya sendiri, laki-laki sendiri di rumah, kebakaran terjadi,” pungkasnya. (Panturapost.id)
Reporter : Bentar
Discussion about this post