KUDUS, Panturapost.com – Alumni aktivis Pelajar Islam Indoensia (PII) Jawa Tengah meminta pelajaran agama di sekolah negeri atau swasta ditambah. Demikian rekomendasi hasil Musyawarah Wilayah (Muswil) Perhimpunan Keluarga Besar PII Jateng, Ahad (24/7) di Kudus.
“Kita harapkan, dengan tertambahnya jam pelajaran agama, guru mampu melakukan pendekatan persuasif kepada siswanya untuk menjauhi perilaku amoral, seperti sex bebas, narkoba, bullying dan perilaku buruk lainnya,” kata Muhammad Syahrir, Ketua Keluarga Besar PII Jawa tengah dalam siaran pers yang diterima Panturapost.com,Senin, 25 Juli 2016.
Menurutnya, terpuruknya moralitas di kalangan pelajar menjadi perhatian tersendiri dari alumni aktivis PII Jawa Tengah.
Terkait dengan pendidikan secara makro, eks aktivis PII meminta pemerintah memberikan pemerataan guru di beberapa wilayah yang terpencil. Tidak hanya itu, pemerintah dihimbau juga memberikan perlindungan bagi guru dalam melaksanakan tugas.
“Pemerintah harus menjaga keseimbangan dalam rekrutmen guru sehingga menjamin stabilitas dalam proses pendidikan,” kata dia.
Secara khusus, alumni PII jateng meminta pemerintah lebih memperhatikan guru sekolah Islam swasta dengan cara memperbanyak pelatihan kualitas kemampuan akademik dan mengajar.
Sementara itu, dalam Muswil yang berlangsung selama dua hari ini, Muhammad Syahrir terpilih sebagai ketua Perhimpunan Alumni PII Jateng menggantikan Ahmad Zaini Bisri. Syahrir akan duduk sebagai ketua hingga 2020 mendatang. (Rhn)
Discussion about this post