TEGAL – Untuk mengatasi persoalan ekonomi akibat pandemi COVID -19, Pondok Pesantren (Ponpes) Kawit Annur, Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal kini memiliki Gedung Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK). BLKK tersebut tidak hanya untuk melatih ketrampilan para santri, namun masyarakat sekitar juga bisa ikut pelatihan di tempat tersebut.
Pembina Yayasan Ponpes Kawit Annur Slawi, Kasriyanto, Minggu (28/2) menuturkan, Gedung BLKK tidak hanya digunakan untuk ketrampilan para santri, namun juga bebas untuk masyarakat sekitar yang belum memiliki pekerjaan.
“Gedung ini baru diresmikan operasionalnya. Untuk pelatihan kita masih menunggu anggaran dari pemerintah pusat,” katanya.
Usai diresmikan oleh Anggota DPR RI Dapil IX, Dewi Aryani, nantinya pihak Ponpes akan membuka pendaftaran bagi para santri atau pun warga Slawi yang berminat mengikuti pelatihan. “Tapi untuk kuotanya masih dibatas, yakni untuk sekali pelatihan hanya 16 orang,” ujarnya.
Nilai bantuan yang diterima pihak Ponpes untuk pembangunan Gedung BLKK tersebut sebesar RP 500 juta dan pembelian alat sekitar Rp 350 juta. Dari pihak Ponpes juga mengeluarkan dana pendampingan sebesar Rp 150 juta. “Untuk pelatihan di BLKK ini adalah bidang otomotif, yakni servis sepeda motor,” tambahnya.
Sementara, anggota DPR RI Dapil IX, Dewi Aryani usai meresmikan berharap bahwa adanya Gedung BLKK ini bisa mengentaskan persoalan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Hal ini dikarenakan banyaknya pengangguran yang salah satunya akibat PHK. “Siapa saja, tidak hanya santri, warga di sini pun bisa ikut pelatihan secara gratis,” tuturnya.
Untuk Gedung BLKK sendiri dibangun di 3 titik di Kabupaten Tegal. Di antaranya, Kecamatan Slawi, Balapulang, dan Tarub. Kemudian, juga dibangun di 2 gedung di Kabupaten Brebes. Bahkan ke depan, gedung BLKK direncanakan akan dibangun di seluruh kecamatan di Kabupaten Tegal.
“Jadi silahkan diatur bagaimana pelatihannya. Siapapun bisa ikut, santri, pemuda Karang Taruna, warga sekitar yang berminat silahkan,” jelasnya.
Menurutnya, untuk memaksimalkan Gedung BLKK, Dewi mengungkapkan bantuan tidak hanya peralatan bengkel, 3 unit sepeda motor, tapi juga bantuan biaya operasional BLKK sebesar Rp 300 juta pertahun. Bantuan operasional tersebut akan diberikan selama 2 tahun ke depan. Namun, harapannya, bantuan untuk operasional BLKK bisa berkelanjutan.
“Selain pelatihannya gratis, mereka akan mendapatkan sertifikat. Sehingga, ketika akan mencari pekerjaan, sertifikat ini bisa digunakan,” pungkasnya. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post