DI balik kesuksesan, selalu ada kerja keras, semangat dan keuletan. Seperti yang dilakukan remaja asal Jl Sakti Debong Kidul RT 03 RW 03 Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal, Atifa Fismawati.
Gadis yang bulan Oktober ini masuk usia 18 tahun, pada tahun 2019 mendapatkan emas dalam kejuaraan Asean School Games Indonesia 2019, emas Popnas Jakarta 2019, emas Kejurnas antar PPOP (Pusat Pelatihan Olahraga Pelajar) di Aceh 2019.
Keinginan masuk internasional dalam bidang atlet pencak silat pun terbuka lebar, setelah menjadi salah satu atlit yang dipanggil oleh Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia untuk mengikuti latihan persiapan dalam rangka menghadapi SAE Games 2021 di Vietnam.
Saat panturapost.com konfirmasi via handpone, Atifa membenarkan bahwa ia masuk dalam atlet yang akan disiapkan untuk SEA Games 2021 di Vietnam.

“Iya, saya dapat SK untuk mengikuti Pelatnas di Jakarta untuk persiapan SEA Game 2021 di Vietnam. Dan hari ini juga saya sedang mengikuti TC atau pelatihan di Jakarta,” tutur Atifa Fismawati pada panturapost, Kamis ( 8/10/2020).
Menurut dia, baru masuk TC tanggal 2 Oktober kemarin. “Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT karena alhamdulillah saya bisa masuk Pelatnas yang sudah lama saya inginkan sejak saya di PPOP, dan kini alhamdulillah diberi kesempatan masuk Pelatnas,” tutur dia.
“Insya Allah saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Perasaan saya itu campur aduk, senang, bangga pada diri sendiri, nggak menyangka bisa dipanggil Pelatnas,” tambahnya.
Sebelum masuk di Pelatnas, Atifa sempet daftar Polwan lewat jalur Bintara Rekpro T.A 2020, tapi ia memilih Pelatnas dan mengundurkan diri dari tes Polwan.
“Saya dan keluarga terutama orang tua sudah rembugan gimana baiknya, dan lebih difokuskan dan memilih ke Pelatnas dulu. Karena, Pelatnas tahun depan belum tentu dipanggil lagi, tapi kalau Polwan tahun depan masih bisa ndaftar lagi,” kata dia.
Pelatnas ini menurutnya sebagai tangga karir dalam dunia olah raga pencak silat di ajang internasional. Walapun persaingan akan lebih ketat dan harus kerja keras lagi. “Tapi saya akan terus berusaha dan mengejarnya untuk negara dan orang tua. Kebetulan saya masuk di kelas C putri dewasa berat badan 55 – 60kg,” pungkasnya. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post