TEGAL – Kepala Balai Bahasa Provinsi Jateng, Tirto Suwondo, mengatakan penggunaan bahasa asing di media massa masih kerap digunakan. Tirto mencontohkan penggunaan itu seperti dilakukan oleh masyarakat di media sosial.
“Penggunaan bahasa asing masih mendominasi. Terutama di medsos,” katanya di sela-sela Penyuluhan Bahasa Indonesia Bagi Media Massa di Hotel Grand Dian Slawi, Kabupaten Tegal, Selasa (25/7).
Dia merasa prihatin, karena justru sekarang masyarakat ramai menggunakan bahasa asing. Menurutnya, meski terdengar biasa, akan tetapi dapat menyisihkan Bahasa Indonesia yang benar.
“Seperti yang ramai sekarang penggunaan kata zaman now, gadget. Meski sepele, tapi lama-lama akan menyisihkan bahasa aslinya (Indonesia,red),” ujar dia.
Tirto pun meminta kepada masyarakat untuk lebih memperhatikan penggunaan bahasa. Karena bagaimanapun, bahasa merupakan identitas diri kebangsaan.
“Sehingga kami berupaya mengajak bersama-sama memperbaiki sikap dan kembali memperkuat identitas kebangsaan kita,” terangnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan, Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dari seluruh daerah se-Indonesia. Dengan demikian, perumusan Bahasa Indonesia membutuhkan waktu yang lama.
“Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan dari 646 bahasa daerah. Sehingga cukup lama untuk merumuskannya,” ujar dia.
Menurutnya, hal ini berkaitan dengan standarisasi yang ada di Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009. Dalam aturan itu, bahasa merupakan bagian dari menjaga kedaulatan dan keutuhan bangsa.
Selain itu, beberapa kata asing juga telah menjadi kata serapan ke dalam Bahasa Indonesia.
“Misalnya kata toilet. Itu aslinya dari bahasa asing. Tetapi kemudian dimasukkan ke Bahasa Indonesia. Maka kita terus menyempurnakannya,” tukasnya.
Ia pun menyarankan para pengelola atau pelaku media massa, menyampaikan karya jurnalistiknya dengan bahasa baku. “Makanya bentuk kegiatan ini berupa penyuluhan. Karena secara mendasar sudah banyak memahaminya,” ujar Tirto. (Sumber: Panturapost.id)
Editor: Muhammad Irsyam Faiz
Discussion about this post