Panturapost, Brebes – Revitalisasi alun – alun Kota Brebes berupa pembangunan WC mendapat kritikan dari sejumlah aktivis lingkungan setempat. Pasalnya, proyek yang menelan APBD senilai Rp 1 miliar itu, dinilai melanggar etika dan estitika keberadaan Alun-alun sebagai wajah kota. Karena itu, mereka meminta pembangunan WC umum tersebut diminta diminta dikaji ulang.
“Jujur saja kami protes pembangunan WC umum di Alun-alun Kota Brebes ini, karena telah melanggar estetika dan etik. karena Alun-alun itu wajah kota. Fakta di lapangan, di belakang WC umum itu adalah pendapa kabupaten, dan di sebelah timurnya Masjid Agung Brebes. Ibarat Alun-alun itu wajah atau muka, masa ada kotoran akan kita diamkan,” ucaap Mahfudin, aktivis Masyarakat Jaga Kali (Masjaka) Brebes, Senin 31 Oktober 2016.
Secara estitika, lanjut dia, pembangunan WC umum di sudut timur lapangan Alun-alun Brebes itu tidak tepat. Apalagi, fakta di lapangan di Alun-alun Brebes sebenarnya sudah ada WC umum. Yakni, di sebelah timur. Jika keberadaan WC umum itu diperbaiki dan ditata, pasti dapat memenuhi kebutuhan pengunjung Alun-alun Brebes.
“Ya kalau kita bicara revitalisasi, memang itemnya banyak. Tetapi, kenapa WC umum. Padahal WC umum itu sudah ada yang tempatnya lebih pas dan layak, serta tidak mengganggu pengunjung nantinya. Mestinya WC umum yang ada lebih ditata, bukan malah membangun di Alun-alunnya seperti itu,” dia menambahkan.
Menurut dia, keberadaan WC umum di sudut lapangan Alun-alun justru akan menimbulkan kesan jorok. Meski pembangunan WC umum itu didesain sedemikian rupa tidak seperti WC pada umumnya, tetapi bau yang muncul tidak bisa dihindari. Apalagi, pola hidup masyarakatnya untuk menjaga kebersihan belum seratus persen.
“Kami protes karena tempatnya yang tidak tepat. Untuk itu, kami minta pembangunan WC umum ini dikaji ulang. Ini justruk akan merusak estetika Alun-alun Brebes,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPU TARU) Pemkab Brebes Taryono menyebutkan jika pembangunan WC umum di Alun-alun Kota Brebes itu sudah melalui proses kajian yang mendalam. Selain rencana pembangunan WC umum itu sudah diekspos ke Pemkab Brebes, pembangunan WC umum juga untuk pemenuhan standar minimal Alun-alun.
“Saya kira dimana pun, Alun-alun pasti ada toiletnya. Kami dalam pembangunan ini juga telah melakukan kajian dan survei di beberapa kota. Di antaranya, di Semarang, Temanggung, Wonosobo dan Purwokerto,” ucap Taryono.
Ia menambahkan, latar belakang pembangunan WC umum di Alun-alun Brebes itu, juga karena fakta di lapangan ditemukan masyarakat buang hajat sembarangan. Bahkan, pihaknya menemukan kotoran manusia di bawah bangunan videotron. Untuk itu, bangunan yang masih dikerjakan itu bentuknya juga tidak seperti WC umum pada umumnya, tetapi dikamuflasekan dengan taman kota, sehingga tidak kelihatan mencolok sebuah WC umum.
“Sebenarnya sebelum di bangun di lokasi sekarang, awalnya WC umum akan dibangun di deretan kios pedangan, tetapi tidak tercapai kesepakatan. Kemudian mencoba dengan WC umum protable juga tidak terjadi kesepakatan hingga akhirnya dibangun di lokasi saat ini,” jelasnya.
Kedepan, lanjut dia, WC umum yang berada di alun – alun itu dalam pengelolaannya akan menggunakan pihak ketiga. Hal itu dilakukan selain tenaga dari Pemkab terbatas, itu juga untuk menjamin agar keberadaan WC umum tetap terjaga kebersihannya. Sehingga efek bau dan jorok tid
“Sehingga secara perencanaan pembangunan WC umum itu sudah memenuhi kaidah,” dia menandaskan. (Billie/MAQ)
Discussion about this post