BREBES – Sebuah potret buram dunia pendidikan terlihat di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Purwodadi, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes. Bangunan di sekolah tersebut kondisi atapnya nyaris ambruk. Sehingga siswa pun terpaksa belajar di teras.
Ada 5 siswa yang belajar di teras sekolah tersebut. Mereka adalah kelas II.
Alfian, 8 tahun, salah seorang siswa mengaku kerap merasakan bising saat sedang belajar. Belum lagi jika musim hujan, banyak air yang ke meja dan bukunya.
“Tidak nyaman kalau lagi belajar. Kalau hujan air kena buku dan dingin,” keluhnya.
Perasaan yang sama juga dialami oleh Akila, 7 tahun. Ia mengaku konsentrasinya terganggu jika ada kendaraan yang masuk. “Ada suara kendaraan sama orang lewat. Tidak nyaman. Penginnya segera diperbaiki,” pintanya.
Kepala SD N 03 Purwodadi, Suyadi, mengatakan para siswa tersebut belajar di teras sudah setahun yang lalu.
“Kita khawatir kalau kegiatan belajar mengajar masih dilakukan di dalam kelas. Kita menghindari kejadian yang tidak diinginkan,” katanya saat ditemui PanturaPost Sabtu (20/7/19) pagi.
Dia mengungkapkan, sebenarnya total ruang kelas yang rusak ada 2 yakni di kelas II dan kelas VI. Kedua ruang rusak lantaran penyangga atap yang sudah rusak bahkan bolong.
Di bangunan kelas VI, sementara disangga bambu. Para siswa masih bisa menggunakan ruangan tersebut untuk belajar, kendati atapnya terlihat sudah bolong di beberapa titik.
“Kuda-kuda (penyangga) atapnya itu yang melengkung. Sudah enam tahunan, sehingga disangga. Namun masih bisa ditempati,” katanya.
Sementara penyangga atap di ruang kelas II juga kondisinya melengkung. Tapi kerusakan di kelas tersebut, lebih parah dibandingkan kelas VI.

“Yang ini justru lebih parah. Atap sudah melengkung, bocor kalau hujan sehingga berbahaya. Makanya kami terpaksa memindahkan proses belajar mengajar di teras,” ungkap dia.
Suyadi menuturkan, pada 2015, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Brebes untuk mengecek ke sekolah. Namun, hingga kini belum ada kejelasan kapan akan diperbaiki.
“Sebelum saya jadi Kepala Sekolah, pada 2015 dari dinas dan pihak terkait sudah ada yang mengeceknya. Namun katanya kami diminta bersabar menunggu jika ada anggarannya (perbaikan),” tambahnya.
Ia pun meminta pihak terkait agar segera memperbaikinya, mengingat proses KBM harus tetap berlangsung.
Selain permasalahan tersebut, di sekolah tersebut juga hanya ada lima guru. Sehingga, meskipun menjabat sebagai kepala sekolah, Suyadi terpaksa masih mengajar untuk kelas 4.
“Total guru di sini hanya ada 5, padahal kelasnya ada 6. Makanya saya masih mengajar. Ditambah guru yang PNS di sini hanya saya saja, lainnya masih honorer,” katanya.
Sementara tahun ajaran baru ini, Di SS tersebut kelas 1 jumlahnya hanya ada satu siswa. Hal tersebut lantaran letak sekolah yang lumayan jauh sehingga para siswa yang mendaftar dari satu pedukuhan saja.
Selain SD N 3 Purwodadi, di SD N 3 Kutayu siswa kelas 1 hanya ada satu. Hal tersebut menambah deretan SD yang hanya memiliki satu siswa di Kecamatan Tonjong.
Reporter: Reza Abineri
Editor: Irsyam Faiz
Discussion about this post