Berawal dari Losari, Begini Sejarah Perkembangan Islam di Brebes – Panturapost.com
Jumat, Maret 24, 2023
Panturapost.com
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Brebes
    • Kota Tegal
    • Tegal
    • Pemalang
    • Kajen
    • Pekalongan
    • Batang
  • Kolom
    • Catatan Pekan Ini
    • Opini
    • Moci
    • Kolom Kolam
    • Sejarah
  • Jateng
  • Wisata
  • Olahraga
  • Video
  • Ngapak
  • Kuliner
    • Resep
  • Inspire Slawi
  • Advertorial
  • Kamus
Panturapost.com
No Result
View All Result
Panturapost.com
No Result
View All Result
Home Edukasi

Berawal dari Losari, Begini Sejarah Perkembangan Islam di Brebes

Islam masuk Brebes pada abad ke-15

Irsyam Faiz by Irsyam Faiz
1 Juni 2018
2 min read
0
Berawal dari Losari, Begini Sejarah Perkembangan Islam di Brebes

Kompleks Makam Pulosaren, Losari, Brebes. (Foto: Wijanarto)

Share on FacebookShare on Twitter

BREBES – Pengaruh Islam mulai masuk ke Kabupaten Brebes sejak abad 15. Dalam buku Summa Oriental karya Tom Pirres mencatat bahwa wilayah yang pertama kali didatangi saudagar Islam melalui jalur laut adalah daerah Losari.

Sejarawan Brebes Wijanarto menjelaskan, wilayah Losari yang dahulu bernama Locarij merupakan sebuah pelabuhan di bawah pimpinan Syahbandar yang masih memiliki pertalian darah dengan penguasa Demak.

“Losari telah ramai oleh kapal-kapal dagang dari berbagai negeri di Nusantara serta dipengaruhi Islam sejak abad 15,” jelas Wijanarto kepada Panturapost.id.

ADVERTISEMENT

Bukti sejarah lainnya, terdapat peninggalan makam Pangeran Angkawijaya (Panembahan Losari) cucu dari Sunan Gunung Jati yang ditengarai dari abad XVI.

Baca Juga

Tak Sampai 2 Jam, 500 Paket Sembako Murah Ludes Diserbu Warga Brebes 

Tak Sampai 2 Jam, 500 Paket Sembako Murah Ludes Diserbu Warga Brebes 

17 Oktober 2022
Badan Terlalu Gemuk, 50 Polisi Polres Tegal Kota Digembleng Pelatihan Fisik

Puluhan Polisi nang Kota Tegal Dikon Nyilikna Awak ébén Aja Kelemon

24 September 2022

“Makam di Pulosaren Losari Lor itu membuktikan pengaruh Islam dan kekuasaan Cirebon,” tutur Wijan yang juga merupakan Kasi Sejarah Cagar Budaya dan Permusiuman pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes.

Makam Pulosaren, Losari, Brebes. (Foto: Wijanarto)

Selain itu, Wijan menyebutkan, jejak lainnya yaitu adanya makam Syekh Junaidi yang berada di Desa Randusanga Wetan yang merupakan wilayah pesisir juga, sebagai tokoh yang banyak disebut sebagai pendakwah dan penyebaran Islam. “Jika melihat tipikal, maka wilayah pesisirlah yang pertama memperoleh pengaruh penyebaran Islam,” tutur Wijan.

ADVERTISEMENT

Dalam perkembangannya, Islam mulai merambah dari pesisir hingga wilayah pegunungan. Hal tersebut dibuktikan dengan mulai berdirinya pondok pesantren di beberapa tempat.

“Selain tokoh patut pula disebut jejak pesantren tua di Kabupaten Brebes seperti pondok pesantren Lumpur di Losari, pesantren Karangmalang di Ketanggungan (Brebes Tengah), Pesantren di Luwungragi, di Benda Sirampog yang merupakan wilayah Brebes Selatan sebagai dataran tinggi yang berdiri dari abad 19 dan awal abad 20,” papar Wijan.

Di dalam pusat kota Brebes sendiri terdapat Masjid Agung Brebes yang dibangun pada masa Bupati Aria Singasari Panatayuda II. “Masjid Agung Brebes diperkirakan selesai setelah pembangunan Pendopo permanen,” jelas Wijan.

Masjid Agung Brebes. (Foto: Yunar Rahmawan/Panturapost.id)

Penataan ruang saat itu, disebut oleh Wijan, merupakan sebuah kosmologi tradisional yang berpadu dengan Islam. “Konsep masjid agung diletakkan di sebelah barat alun alun. Sementara Pendopo menghadap ke utara (laut Jawa) membelakangi gunung slamet di selatannya. Alun alun adalah ruang kosong yang menjaga keseimbangan ruang lainnya,” jelas Wijan.

Di belakang Masjid Agung terletak kampung Kauman. Dalam istilah sosiologi kampung ini merujuk pada wilayah yang dihuni kaum Islam saleh. Istilah kaum santri. “Maka sampai sekarang kita masih mendengar kampung Kauman selalu terletak di sekitar Masjid. Di kampung Kauman Brebes, lahirlah Bupati Syatori,” terang Wijan.

Dalam perkembangannya, masuknya Islam di Kabupaten Brebes juga dengan perpaduan budaya. “Hal yang menarik adalah, adanya cultural compromize, yakni penerimaan ajaran baru, namun tidak meninggalkan tradisi lama, sehingga bisa diterima dengan baik, tanpa ada konfrontasi sosial,” lanjut Wijan.

Salah satu contoh adanya kultural kompromize adalah dengan masih digelarnya tradisi Ngasa di Kampung Adat Jalawastu, Ciseureuh, Kecamatan Ketanggungan. Dimana pada prosesinya terdapat doa doa yang dipanjatkan kepada leluhur. “Doa dalam tradisi Ngasa masih memberikan tempat pada Guriang panutus dan Batara Sakti windu buwana,” kata Wijan.

Pengaruh Islam yang semakin besar, ternyata tidak serta merta memudarkan kearifan lokal. Banyak tradisi terdahulu yang disebut merupakan kultur masyarakat Jawa masih bertahan hingga kini. “Penyebaran Islam melalui wayang, adanya kitab kuning dengan tulisan Arab bahasa Jawa, begitu juga dengan perpaduan gamelan dan sholawat merupakan akulturasi budaya yang bersinergi dengan Islam,” tandas Wijan.

 

Penulis: Yunar Rahmawan
Editor: Muhammad Irsyam Faiz

 

Sumber: Panturapost.id

Tags: khazanah islamlosari brebesmakam pulosarennewssejarah islam brebes
ShareTweetSendShareShare
ADVERTISEMENT

Related Posts

Menu Favorit Buka Puasa di Slawi, Gorengan dan Es Buah Masih Mendominasi
Daerah

Menu Favorit Buka Puasa di Slawi, Gorengan dan Es Buah Masih Mendominasi

23 Maret 2023
Dapat Penghargaan sebagai Alumni GMNI Berprestasi, Agus Riyanto: Jaga NKRI dan Pancasila
Daerah

Dapat Penghargaan sebagai Alumni GMNI Berprestasi, Agus Riyanto: Jaga NKRI dan Pancasila

22 Maret 2023
Dimosi Tidak Percaya oleh Klub Renang, Ketua PRSI Brebes Mengundurkan Diri
Berita Utama

Dimosi Tidak Percaya oleh Klub Renang, Ketua PRSI Brebes Mengundurkan Diri

22 Maret 2023
Cegah Tawuran, IKASMA Bentengi Pelajar dengan Sosialisasi Bela Negara 
Daerah

Cegah Tawuran, IKASMA Bentengi Pelajar dengan Sosialisasi Bela Negara 

22 Maret 2023

Discussion about this post

TERPOPULER

  • Rindu Alam Guci Semakin Kece, Selain Pemandian Air Panas, Ada Tempat Foto yang Indah

  • Inovatif, Petani Muda di Tegal Modifikasi Alat Siram Tanaman Otomatis yang Lebih Hemat

  • Menelisik Asal usul Desa Sitanggal, Brebes

  • Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Tegal dan Brebes Kamis 23 Maret 2023

  • 9 Desa di Brebes Nunggak Pajak hingga Rp 4 Miliar, Bapenda Libatkan Jaksa untuk Penagihan

  • Intelkam Polda Jateng Temui Kelompok Pengolah Ikan Asin di Blok J Pelabuhan Tegalsari Kota Tegal

  • Yadi Rachmat Sunaryadi Jabat Kepala Kejaksaan Negeri Brebes Gantikan Mernawati

MEDIA SOSIAL

  • 139.9k Fans
  • 169 Followers
  • 30.1k Followers
  • 54.7k Subscribers
ADVERTISEMENT
PanturaPost.com

2020 © PT Pantura Siber Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
  • Verifikasi Dewan Pers
  • Karir

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Brebes
    • Kota Tegal
    • Tegal
    • Pemalang
    • Kajen
    • Pekalongan
    • Batang
  • Kolom
    • Catatan Pekan Ini
    • Opini
    • Moci
    • Kolom Kolam
    • Sejarah
  • Jateng
  • Wisata
  • Olahraga
  • Video
  • Ngapak
  • Kuliner
    • Resep
  • Inspire Slawi
  • Advertorial
  • Kamus

2020 © PT Pantura Siber Media

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In