TEGAL – Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan, Kabupaten Tegal merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang memiki beberapa produk unggulan. Selain memiliki racikan obat herbal tersendiri, juga dikenal memiliki rasa dan racikan teh yang luar biasa.
Hal itu diungkapkan saat ia bersama Wakil Bupati Karanganyar, Rober Christanto dan rombongan berkunjung ke Kabupaten Tegal dalam agenda Kaji Banding serta Pembelajaran di Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) Kabupaten Tegal, Selasa (24/11/2020).
“Saya ucapkkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Tegal yang telah menerima rombongannya dengan baik. Semoga kami bisa belajar banyak di Kabupaten Tegal,” katanya.
Setiap wilayah, lanjut Juliyatmono, memiliki karakteristik masing-masing. Sehingga, dapat saling belajar melalui keunggulan-keunggulan tersebut. Seperti Kabupaten Tegal, selain memiliki racikan obat herbal tersendiri, di sini juga dikenal memiliki rasa dan racikan teh yang luar biasa.
“Jadi kami lihat di Kab. Tegal ini banyak keunggulan yang dimiliki. Seperti peracikan obat herbal dan racikan teh. Rasa tehnya sungguh luar biasa,” ungkapnya.
Juliyatmono berharap, hubungan Kabupaten Tegal dan Kabupaten Karanganyar semakin baik untuk memperkokoh Jawa Tengah dalam melaksanakan tugas bersama, khususnya di saat pandemi ini. “Mudah-mudahan silaturahim ini mendapat berkah dari Allah SWT. Mari sama-sama kita belajar dari Kabupaten Tegal karena memiliki wisata kesehatan jamu P4TO yang mumpuni,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Tegal, Umi Azizah mengatakan, kegiatan tersebut bisa dimanfaatkan untuk saling belajar, mengkaji dan mengevaluasi perkembangan layanan kesehatan jamu. Selain itu, juga bisa dijadikan sebagai salah satu cara berbagi pengalaman dan strategi dalam menghadapi tantangan ke depan. Mulai dari dorongan kepada petani lokal untuk membudidayakan tanaman jamu sebagai upaya perlindungan keanekaragaman hayati dan kearifan lokal hingga mendorong perizinan edar obat tradisional UMKM melalui Badan POM.
“Sebetulnya, Klinik Saintifikasi Jamu Hortus Medicus di Tawangmangu adalah guru bagi kami. Bahkan untuk bahan baku, sebetulnya kami juga masih impor dari Karanganyar,” tuturnya.
Menurut dia, jamu merupakan warisan budaya bangsa Indonesia secara turun-temurun. Tidak hanya sebagai aset nasional, jamu bisa menjadi komoditi kesehatan dan sumber ekonomi bagi masyarakat, terutama petani bahan jamu dan UMKM obat tradisional.
“Saya lihat tren konsumsi obat herbal semakin meningkat seiring bertambahnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat dan khasiatnya di tengah pandemi,” tambahnya.
Umi berharap, melalui konsep WKJ Kalibakung, Kabupaten Tegal akan terus berupaya mendukung proses saintifikasi jamu melalui sejumlah upaya. Seperti, pembuatan simplisia, pembuatan produk tanaman obat sebagai produk inovasi jamu dan penguatan branding jamu seduhan, pembuatan produk tanaman obat, pesanan penelitian dan bibit Tanaman Obat Keluarga (TOGA) serta tentunya wisata edukasi kesehatan jamu.
“Alhamdulillah kunjungan di WKJ ini luar biasa, terutama saat malam Jumat,” pungkasnya. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post