BREBES – Cerita pilu dialami seorang nenek di Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes. Dialah, Taswi, 60 tahun, hidup sebatangkara di rumah reyot miliknya yang hampir roboh di Desa Luwungbata RT 03 RW 04.
Di usianya yang mulai senja, hidupnya penuh keterbatasan dan jauh dari kata layak. Ironisnya, selama puluhan tahun nenek Taswi tak tersentuh bantuan baik bantuan Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ataupun bantuan lainnya dari pemerintah.
Dia pun tak bisa berbuat banyak, lantaran usianya yang tak muda lagi. Nenek Taswi hanya mengandalkan belas kasih dari tetangga dan kerabatnya untuk hidup sehari-hari.
Rumah milik janda tanpa anak tersebut sebagian terbuat dari bambu. Atapnya hanya memiliki panjang 4×6 meter. Kondisinya hampir roboh. Sedangkan dinding bagian belakang sudah mulai disangga kayu dan miring.
Nenek Taswi mengatakan, rumah yang berdiri 30 tahun lalu tersebut hingga saat ini belum ada perbaikan. Kondisi lebih memilukan setelah sepeningalan suaminya. Ia hidup sebatang kara. Sehingga tidak mampu untuk memperbaiki rumahnya.
“Nggih pingine diperbaiki, tapi mboten wonten modal (uang),” kata nenek Taswi, Kamis 11 April 2019.
Selain hampir roboh, rumah yang memiliki panjang 4 meter dan lebar 6 meter tersebut juga sudah tidak layak huni. Atap rumah berlantai tanah tersebut sudah berlubang. Saat hujan, airnya bisa masuk ke dalam rumah.
Dirinya mengaku, hingga saat ini belum ada bantuan bedah rumah dari pemerintah kabupaten (Pemkab) Brebes maupun desa setempat. Padahal, desa sebenarnya bisa menganggarkan perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) dari Dana Desa (DD) yang diberikan oleh Pemerintah Pusat (PP) ke masing-masing desa.
“Dulu memang ada pamong desa yang nanya ukuran rumah. Habis itu ya gak datang lagi, jadi cuma nanya-nanya saja,” jelasnya.
Dia berharap, pemerintah baik kabupaten maupun pemerintah desa (Pemdes) bisa membantu untuk memperbaiki rumahnya. Sehingga, ia bisa nyaman saat tidur di malam hari. Tanpa ada rasa takut kalau nanti rumahnya roboh.
Tetangga nenek Taswi, Riska, 24, membenarkan bahwa rumah tersebut sudah tidak layak huni. Di belakang rumah sedikitnya ada lima kayu yang menjadi penyangga rumah yang miring ke selatan. “Sangat memprihatinkan sekali. Rumahnya sudah hampir roboh dan disangga beberapa kayu di belakang rumahnya,” jelasnya.
Gotong Royong
Sekdes Luwungbata Wirnojo menyebut, pada tahun ini rencananya sedikitnya ada 12 RTLH yang akan mendapatkan bantuan bedah rumah dari Dana Desa (DD). Namun, ke 12 rumah tersebut belum tahu siapa saja yang mendapatkannya. “Jadi total ada 15 RTLH tahun ini yang akan mendapatkan bantuan bedah rumah. 12 dari DD dan 3 RTLH dari provinsi,” ungkapnya.
Sementara itu, mendengar informasi dari masyarakat terkait kondisi memprihatinkan kehidupan seorang nenek di wilayahnya, Kapolsek Tanjung AKP M Yusuf bersama jajarannya mendatangi rumah nenek Taswi.
“Kami sudah mendatangi rumah nenek Taswi dengan membawa bantuan makanan. Informasinya sudah saya sampaikan ke pimpinan. Rencananya besok sesuai arahan pak Kapolres AKBP Aris Supriyono bersedia membantu merehab. Besok Jumat (12/4) pagi, anggota diminta gotong royong memperbaiki rumah nenek Taswi dengan dibantu warga sekitar,” ucap M Yusuf. (*)
Editor : Muhammad Abduh
Discussion about this post