BREBES – Tiap kali hujan deras yang terjadi sekitar dua jam, kondisi terowongan di bawah rel kereta api di Desa Cimohong Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes selalu tergenang banjir.
Banjir kerapkali menggenangi terowongan sejak beberapa tahun terakhir. Sehingga membuat aktivitas masyarakat setempat terganggu. Adapun banjir itu, disebabkan tidak adanya saluran pembuangan air. Ketinggian banjir di terowongan bisa mencapai 50 centimeter.
Selain itu, juga tidak ada saluran drainase dari terowongan menuju ke sungai atau irigasi. Diperparah, dengan tingginya terowongan juga kerapkali dikeluhkan warga yang keluar masuk desa. Sebab, terowongan itu merupakan akses penting bagi warga untuk keluar masuk desa.
“Memang kondisinya sering banjir kalau diguyur hujan. Warga sulit sekali keluar masuk desa kalau terowongan banjir. Ditambah lagi tinggi terowongan tidak sampai 3 meter. Intinya terowongan itu seperti kubangan, kondisinya lebih rendah dari jalan raya Pantura dan jalan desa,” ucap warga setempat, Saeful, Selasa 9 April 2019.
Akibat dari banjir tersebut, lanjut dia, banyak sepeda motor yang mogok di sekitar terowongan dan membuat titik tersebut sering terjadi kemacetan karena pengguna jalan harus antre melewati terowongan tersebut. Kondisi ini juga menghambat akses perekonomian warga setempat.
“Kalau yang di sekitar terowongan kami sangat prihatin. Karena, itu yang jadi akses utama dari satu-satunya jalan ekonomi terhambat karena terendam banjir, sehingga sulit untuk dilewati baik pejalan kaki maupun kendaraan roda dua, apalagi roda empat,” ungkapnya.
Menurut dia, terowongan kereta api di desanya ketinggiannya tidak lebih dari 3 meter, sehingga jika dilakukan pengurukkan di bawahnya akan sulit untuk dilewati kendaraan roda empat, khususnya truk dump.
“Apalagi kalau truk dump atau tidak bisa masuk saat membawa material untuk membangun rumah. Kami pun tidak mau terowongan terus-terusan banjir jika hujan,” ungkapnya.
Hal serupa diungkapkan warga lainnya, Suyudi yang turut membantu mengatasi banjir. Dia mengungkapkan, banjir sudah mulai surut pada Selasa (9/4) sore setelah warga bergotong-royong membuat saluran pembuangan air. Mereka membuat saluran pembuangan air ke irigasi. Sebelumnya saluran menuju pembuangan itu rapat dan tidak bisa teraliri air.
Pembuatan saluran dilakukan oleh puluhan warga Cimohong dengan alat ekscavator ukuran kecil. Menurut Suyudi, jika tak segera diatasi, banjir akan terus menggenangi terowongan setiap kali turun hujan.
“Senin malam hujan lebat, paginya langsung banjir. Karena sulit akses, warga berinisiatif untuk bergotong-royong membersihkan material lumpur dan genangan air tersebut,” pungkasnya. (*)
Editor : Muhammad Abduh
Discussion about this post