BERWISATA ke Kawasan Kebun Teh Kaligua di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, rugi bila tidak masuk Gua Jepang.
Gua sepanjang 850 meter itu merupakan peninggalan penjajahan Belanda-Jepang pada tahun 1889. Pembuatannya dengan cara dipahat memakan waktu 2 tahun. Dan, dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian tentara Jepang.
Lubang gua dibuat pendek dengan maksud untuk mempersulit orang Belanda masuk ke dalam. Karena, orang Belanda mempunyai tubuh yang tinggi. Pada tahun 1945, Gua Jepang masih tetap dipertahankan oleh tentara Jepang. Namun saat mengetahui Indonesia telah merdeka, tentara Jepang meninggalkan Gua Jepang.
Sejak tahun 1997, Gua Jepang resmi disahkan sebagai tempat wisata. Replika yang dibuat dalam Gua Jepang disesuaikan dengan apa yang dialami para pekerja pribumi saat penjajahan Jepang.
Salah satu ruangan di Gua Jepang bertuliskan pembantaian. Replikanya menceritakan masa kelam saat pembantaian yang dialami para pekerja pribumi saat mengantar logistik demi menghilangkan jejak tentara Jepang. Para pekerja yang dianggapnya membangkang juga dieksekusi di situ. Selanjutnya, ada juga ruangan persidangan dan ruang rapat tertutup yang sekarang diubah menjadi musala.
Gua Jepang dibuka setiap hari, mulai pukul 08.00 sampai 15.00 WIB dengan tiket masuk Rp 5.000 per orang. Cerita asal-usul Gua Jepang itu akan diterangkan pemandu wisata. Termasuk cerita adegan setiap bentuk patung di dalam gua.
Pemandu wisata Gua Jepang, Teguh, menerangkan bahwa Gua Jepang termasuk bentuk peninggalan. “Pada tahun 80-an, para warga sekitar baru memasuki lorong Gua Jepang dan mencari peninggalan sejarah,” terangnya, Sabtu (18/2/2023).
Salah satu pengunjung dari Kroya, Laidi (64), menceritakan, setelah masuk ke dalam wisata Gua Jepang merasakan kesedihan melihat replika yang ada.
“Sangat sedih, karena bangsa kita telah dijajah oleh Jepang. Kalau sekarang untuk generasi muda harus tahu sejarah bangsa kita zaman dulu itu seperti apa susahnya. Para pahlawan yang sudah berjuang mengorbankan tenaga, pikirannya bahkan jiwanya. Nah kita yang sekarang sudah menikmati hasil kemerdekaannya, mari kita bersama-sama isi dengan pembangunan,” tuturnya. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post