TEGAL – Kota Tegal dikenal sebagai Kota Bahari. Warganya pun memanfaatkan sumber daya laut sebagai salah satu mata pencaharian. Salah satunya Kelompok Pembudidaya ikan (Pokdakan) Gemilang Mina Jaya.
Namun, akhir-akhir ini kelompok pembudidaya ikan itu merasa dirugikan dengan adanya impor garam. Mereka pun melakukan uji coba budidaya garam sendiri.
Teguh Sapari, Ketua Pokdakan Gemilang Mina bersikeras menolak garam impor. Dia memandang masyarakat Indonesia juga bisa membuat garam sendiri dengan kualitas yang lebih bagus.
“Kalau di Kota Tegal kan baru kelompok saya yang uji coba budidaya. Kalau impor terus sih saya menolak, lebih bagusnya bisa ekspor,” ungkap dia, Jumat (10/8) di objek wisata Edukasi, Edu Mina Wisata, Pantai Martoloyo Indah, Kota Tegal.
Teguh menambahkan, garam di Indonesia kualitasnya lebih bagus dan bersih. Sebab, media pengendapan yang digunakan bukan tanah, tapi plastik bismetik dan terpal. “Pakainya HDPE. Beberapa pengkristalan di meja jadi putih bersih”, ujarnya.
Menurutnya, hasil budidaya garam olahannya baru dimanfaatkan oleh teman temannya dan kelompoknya di bidang perikanan tangkap untuk pengawetan ikan. Dengan lahan seluas 3X8 meter, Pokdakan Gemilang Mina Jaya mampu memanen 3 kuintal garam dalam kurun waktu 3 pekan.
Editor: Muhammad Irsyam Faiz
Discussion about this post