TEGAL – Di era keterbukaan informasi sekarang ini, Bupati Tegal, Umi Azizah mengajak mahasiswa untuk dapat menangkap peluang bisnis. Sebab, teknologi informasi yang semakin murah dan terjangkau memunculkan gelombang smart device, sistem yang terintegrasi dan otomatisasi yang menjadi bagian terpenting dalam pengembangan bisnis serta usaha.
“Era digital 3.0 ini juga dapat mengubah segala produk menjadi jasa, yaitu jasa yang serba digital dengan membentuk marketplace baru, platform baru, cara baru hingga peluang kerja baru,” kata Umi saat mengisi Kuliah Umum serta Penandatanganan MoU di Politeknik Purbaya Tegal di Kecamatan Talang, Rabu (24/2).
Terlebih, lanjut Umi, transformasi teknologi sangat memudahkan dunia usaha dalam menciptakan produk baru hingga efisiensi biaya seperti paperless. Sebab, dunia telah berubah dari segala sisi.
Berdasarkan data dari Hootsuite per Januari 2020, waktu rata-rata orang Indonesia dalam mengakses internet sebagai perangkat selama 7 jam 59 menit dan bermedia sosial kurang lebih 3 jam 26 menit. Sedangkan waktu menonton televisi 3 jam 04 menit.
“Inilah yang harus kita manfaatkan. Mengakses internet dengan kegiatan yang positif serta menghasilkan,” ujarnya.
Umi mencontohkan salah satu start up kecipir.com. Menurutnya, inovasi tersebut dapat memudahkan masyarakat membeli sayur, buah hingga beras di mitra petani kecipir.com. Dirinya menyebut, setidaknya kecipir.com sudah memiliki 12.000 – 15.000 pelanggan dengan 229 mitra petani di Jawa Barat, seperti Cianjur, Sukabumi dan Bogor.
“Saya mengutip dari seorang Jack Ma pendiri sekaligus CEO Alibaba Group, bahwa kesempatan berada di mana ada keluhan dan selama kamu tidak menyerah, kamu masih punya kesempatan. Menyerah adalah kegagalan terbesar,” tegasnya.
Turut hadir memberikan kuliah umum, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih. Ia menuturkan bahwa mahasiswa memiliki peran dalam mengembangkan ekonomi kreatif. “Mahasiswa tentunya bisa memanfaatkan teknologi secara bijak, karena dari teknologi kita dapat belajar dan mendapatkan informasi apa saja,” tuturnya.
Adapun subsektor ekonomi kreatif, menurut Fikri, meliputi periklanan, arsitektur, penerbitan, desain komunikasi visual, fotografi, desain produk, seni pertunjukan, televisi dan radio, design interior serta seni rupa. Selain itu subsektor unggulan, meliputi kuliner, fashion kriya dan subsektor prioritas diantaranya aplikasi, permainan, musik dan film, animasi serta video. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post