Candi Pangkuan di Paguyangan dan Kisah Tiga Wali Moksa - Panturapost.com
Jumat, September 22, 2023
Panturapost.com
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Brebes
    • Kota Tegal
    • Tegal
    • Pemalang
    • Kajen
    • Pekalongan
    • Batang
  • Kolom
    • Catatan Pekan Ini
    • Opini
    • Moci
    • Kolom Kolam
    • Sejarah
  • Jateng
  • Wisata
  • Olahraga
  • Video
  • Ngapak
  • Kuliner
    • Resep
  • Inspire Slawi
  • Advertorial
  • Kamus
Panturapost.com
No Result
View All Result
Panturapost.com
No Result
View All Result
Home Cerita Rakyat

Candi Pangkuan di Paguyangan dan Kisah Tiga Wali Moksa

Konon, jika tidak ada Candi Pangkuan, Gunung Ancik akan longsor dan mengubur dusun-dusun di bawahnya.

Satria S Pamungkas by Satria S Pamungkas
26 Agustus 2023
3 min read
0
Candi Pangkuan di Paguyangan dan Kisah Tiga Wali Moksa

Lingga di Candi Pangkuan, Paguyangan, Brebes. (Foto: FB Irwan Susanto)

Share on FacebookShare on Twitter

Di Brebes bagian selatan, tepatnya di Desa Cilibur Kecamatan Paguyangan, terdapat situs bersejarah bernama Candi Pangkuan.

Konon, Candi Pangkuan dibangun untuk memangku desa dan sebagai salah satu parameter tegak dan selamatnya daerah di sekitar Candi Pangkuan.

Dikutip dari buku Galuh Purba – Antologi Cerita Rakyat Brebes Selatan (2018), dikisahkan jika pada zaman dahulu kala, ada orang-orang atau wali yang telah moksa/membebaskan diri dari ikatan duniawi dan putaran reinkarnasi.

ADVERTISEMENT

Mereka adalah orang-orang hebat dari Kerajaan Majapahit, yaitu Raden Brawijaya, Rajawali, dan Kiai Wisnu.

Baca Juga

Asal Mula Nama Desa Langkap, Bumiayu dan Kisah Pengembaraan Adipati dari Kerajaan Majapahit

Asal Mula Nama Desa Langkap, Bumiayu dan Kisah Pengembaraan Adipati dari Kerajaan Majapahit

10 September 2023
Legenda Desa Pakujati dan Kisah Tongkat Kesayangan Mbah Prayagati

Legenda Desa Pakujati dan Kisah Tongkat Kesayangan Mbah Prayagati

6 September 2023

Bersama 40 wali moksa lainnya, tiga orang ini melakukan penggalian tanah di Gunung Tugel guna membangun sebuah candi. Sang Raja Brawijaya menitahkan kepada para wali, “Mulai hari ini kita akan membangun candi untuk menjadi pemangku bagi sebuah desa. Candi yang akan menjadi simbol tegaknya sebuah desa.”

Lalu dimulailah pembangunan candi dengan mengangkut tanah dari Gunung Tugel menggunakan teknologi gaib pada masa lalu. Namun, tiba-tiba tanah-tanah yang dibawa oleh para wali tumpah di sekitar candi dan membentuk gunung yang kini dikenal dengan nama Gunung Ancik.

Para wali moksa kembali mengangkut tanah dari Gunung Tugel. Namun lagi-lagi terjadi kendala, yaitu saat perjalanan membawa tanah ada orang yang melihat mereka atau dalam bahasa Jawa disebut kemenungsan ‘terlihat wujudnya’.

Hal itu membuat tanah yang mereka bawa lepas dan berceceran. Tanah yang berceceran terebut menjadi kubangan yang berisi urang ‘udang’. Tempat jatuhnya tanah itu sekarang disebut Kubangurang.

“Lakukanlah dengan hati-hati dan jangan sampai ada seorang pun yang mengetahui apa yang kita kerjakan!” titah sang Raja Brawijaya kepada para wali. “Apa yang kita bangun bukan sekadar tempat sesembahan, tetapi juga tempat yang menjadi simbol kesuburan, kejayaan, dan kelestarian alam,” ujar Raja Brawijaya.

Untuk melancarkan segala urusan, sang Raja memanggil hujan. Hujan turun sangat lebat dan petir menggelegar hingga tak ada seorang pun yang berani keluar rumah. Petir pun menggelegar menutupi seluruh desa disertai hujan dan angin yang sangat kencang. Hujan dan petir terus mengiringi pembangunan candi hingga selesai.

ADVERTISEMENT

Para wali moksa memulai lagi ritual pengangkutan tanah dengan menerbangkannya di awan. Kali ini para wali mampu membangun candi di sekitar Karang Candul dan Pekuncen. Candi tersebut dibangun sebagai tempat untuk memangku desa dan tempat beribadah para wali.

Untuk menjadi pemangku desa, para wali memulai dengan menanam berbagai macam tanaman dari pohon klesem, benda, gintung, kemuning, winong, aren, krines, dan sebagainya di sekitar candi. Ada juga para wali moksa yang menanam pohon supa yang konon dipercaya bisa digunakan untuk mengobati kencing manis, kencing batu, dan strok.

Di tempat lain, Rajawali, sebagai salah satu pelopor dari tiga wali moksa, membangun istana yang disebut Istana Rajawali. Istana ini digunakan untuk berkumpulnya empat puluh wali moksa.

Ketika kejayaan mulai tampak dari pembangunan candi tersebut, raja dari Kerajaan Renggong yang bernama Wiraguna. Dibantu adiknya yang bernama Darpaguna, Raja Wiraguna melakukan penyerangan untuk menguasai candi.

Terjadilah pertempuran hebat antara para wali dan pasukan Raja Wiraguna. Belum sempat Raja Brawijaya memanggil pasukan dari Istana Majapahit, pasukan Kerajaan Renggong yang jumlahnya sangat banyak mampu mengalahkan para wali.

Makam di Candi Pangkuan, Paguyangan, Brebes. (Foto: FB Irwan Susanto)

Kawasan candi akhirnya menjadi daerah kekuasaan Raja Renggong. Konon, Brawijaya juga wafat di tempat ini. Semasa hidupnya. Raja Brawijaya pernah berwasiat kepada para wali, “Jika kelak aku mati, semayamkanlah tubuhku di tanah ini.”

Tempat yang dibangun oleh para wali itu sekarang disebut sebagai Candi Pangkuan, yaitu candi yang digunakan untuk memangku desa dan sebagai salah satu parameter tegak dan selamatnya dusun-dusun. Konon, jika tidak ada Candi Pangkuan, Gunung Ancik akan longsor dan mengubur dusun-dusun di bawahnya.

Kini candi yang telah dikuasai Kerajaan Renggong itu hanya menyisakan sedikit artefak. Salah satunya adalah batu lingga. Akan tetapi, sayangnya batu tersebut tak dilengkapi dengan yoni. Bagi masyarakat Cilibur, batu tersebut dipercaya dapat menjadi sarana mempermudah rezeki dan mempercepat jodoh bagi siapa saja yang bisa mengangkatnya. (*)

Tags: Candi PangkuanCerita Rakyat Brebessejarah brebes
ShareTweetSendShareShare
ADVERTISEMENT

Related Posts

Jelang Penetapan DCT, Bawaslu Kabupaten Tegal Gelar Rapat Persiapan Potensi Sengketa Pemilu 2024
Berita Utama

Jelang Penetapan DCT, Bawaslu Kabupaten Tegal Gelar Rapat Persiapan Potensi Sengketa Pemilu 2024

21 September 2023
Tim Resmob Brebes Tangkap Dua Begal Bersenjata Golok 
Berita Utama

Tim Resmob Brebes Tangkap Dua Begal Bersenjata Golok 

21 September 2023
Jadi Mitra YDBA, Pengusaha Logam di Tegal Difasilitasi Kerjasama dengan Perusahaan Asing
Berita Utama

Jadi Mitra YDBA, Pengusaha Logam di Tegal Difasilitasi Kerjasama dengan Perusahaan Asing

21 September 2023
Sejarah Gedung Lanal Tegal, Saksi Pesatnya Kemajuan Industri dan Ekonomi Kota Tegal di Zaman Kolonial
Sejarah

Sejarah Gedung Lanal Tegal, Saksi Pesatnya Kemajuan Industri dan Ekonomi Kota Tegal di Zaman Kolonial

21 September 2023

Discussion about this post

TERPOPULER

    MEDIA SOSIAL

    • 139.9k Fans
    • 169 Followers
    • 30.1k Followers
    • 57.8k Subscribers

    -- Histats.com START (aync)-->


    ADVERTISEMENT
    PanturaPost.com

    2020 © PT Pantura Siber Media

    • Tentang Kami
    • Redaksi
    • Pedoman Media Siber
    • Info Iklan
    • Verifikasi Dewan Pers
    • Karir

    No Result
    View All Result
    • Beranda
    • Daerah
      • Brebes
      • Kota Tegal
      • Tegal
      • Pemalang
      • Kajen
      • Pekalongan
      • Batang
    • Kolom
      • Catatan Pekan Ini
      • Opini
      • Moci
      • Kolom Kolam
      • Sejarah
    • Jateng
    • Wisata
    • Olahraga
    • Video
    • Ngapak
    • Kuliner
      • Resep
    • Inspire Slawi
    • Advertorial
    • Kamus

    2020 © PT Pantura Siber Media

    Login to your account below

    Forgotten Password? Sign Up

    Fill the forms bellow to register

    All fields are required. Log In

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In