BREBES – Warga di wilayah pegunungan Salem, Kabupaten Brebes mulai melakukan antisipasi terjadinya bencana memasuki musim hujan. Puluhan warga Dusun Cikulur dan Cipanis Desa Bentarsari Kecamatan Salem membuat talut penahan tanah sepanjang 50 meter sebagai upaya mitigasi bencana tanah longsor.
Talut sepajang 50 meter dan tinggi 2 meter ini dibangun di titik tebing yang rawan longsor menuju Cikulur ini untuk menahan longsoran tanah yang dimungkinkan akan terjadi saat diguyur hujan lebat. Talut tersebut mulai dikerjakan pada Sabtu (24/11) kemarin dengan dana swadaya warga dan dikerjakan bersama perangkat desa da Koramil setempat.
Perangkat desa setempat, Runta mengatakan, pembangunan talut tersebut diharapkan bisa untuk meminimalisir bahaya longsor menjelang musim hujan yang terjadi pada bulan November ini.
Jika tak dilakukan pembuatan talut, tanah tersebut akan merekah yang akan mengakibatkan air masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng. “Itu bisa menimbulkan gerakan lateral, sehingga memicu bencana. Talut ini juga untuk perawatan jalan akibat beban pergeseran tebing. Kami bersama Babinsa dan warga, berupaya melakukan mitigasi agar kejadian bencana longsor seperti pertengahan Februari lalu tidak terjadi di Cikulur, ” ucap Runta, Selasa 27 November 2018.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes memetakan sejumlah wilayah di Kabupaten Brebes yang rawan terjadi bencana. Wilayah itu paling banyak berada di Brebes selatan, termasuk Kecamatan Salem.
Untuk itu, BPBD menghimbau warga, terutama yang ada di wilayah selatan untuk selalu waspada.
Sekretaris Dinas BPBD Brebes, Santoso menerangkan, pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana. BPBD menyebutkan, hampir semua kecamatan yang ada di wilayah selatan Brebes merupakan daerah rawan. Di antaranya Kecamatan Salem, Bantarkawung, Sirampog, sebagian Kecamatan Paguyangan, dan Tonjong yang rawan terjadi tanah bergerak.
“Jadi sudah dilakukan pemetaan, yang menang rawan terjadi itu di wilayah selatan. Kalau utara bisa kemungkinan banjir, dan di wilayah tengah itu rawan terjadi tanggul longsor di sungai-sungai,” ucap Santoso.
Santoso menerangkan, jika pihaknya sudah melakukan sosialisasi mitigasi bencana kepada warga dan sejumlah sekolah. Mitigasi bencana juga kerapkali dilakukan di wilayah selatan.
Mengingat wilayah itu sangat rawan terjadi bencana. Untuk mengantisipasi terjadinya bencana, dia meminta warga selalu menjaga alam dan lingkungannya. “Kewaspadaan itu sangat perlu. Tapi pola hidup kita dalam menyikapi alam juga sangat perlu untuk dijaga,” pungkasnya. (*)
Reporter: Fajar Eko Nugroho
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post