TEGAL – Semangat Zahril Arya Nursidik, 9 tahun, patut dicontoh. Di usianya yang tergolong masih bocah, ia rajin berjualan martabak, risoles, dan piscok di daerah Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal.
Sepulang sekolah di SD Negeri 5 Kejambon, Arya, sapaan akrabnya, berkeliling menjajakan kue ke Kelurahan Slerok. Putra dari pasangan Sri Rohayati, 36 tahun dan Agus Riyadi, 46 tahun ini sudah berjualan keliling sejak April lalu.
Semangatnya untuk berjualan lantaran dirinya ingin membantu ibunya yang sedang sakit. Ditambah, ia juga memiliki satu adik laki-laki yang perlu dibantunya.
Setiap hari, sekira pukul 13.30 WIB siswa kelas 3 ini berjualan mulai dari Jalan Arjuna-Jalan Poso-Mejasem. Arya baru pulang ke rumah sekira pukul 18.00 WIB. Bahkan terkadang ia pulang hingga pukul 19.00 WIB.
Kepada Panturapost.com, Arya bercerita kisahnya selama berjualan keliling tersebut. Dia mengungkapkan, setiap harinya uang yang didapatnya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Hasilnya tiap hari bisa Rp 90-120 ribu. Meski tidak pasti, tapi lumayan,” kata Arya yang sering mangkal di salah satu minimarket di Jalan Perintis Kemerdekaan.
Setiap harinya uang hasil jualannya, dia berikan kepada ibunya. Dia hanya mengambil beberapa rupiah untuk ditabung. “Uang saya kasihkan ke ibu yang sedang membutuhkan. Saya hanya ambil Rp 8 ribu untuk ditabung,” beber dia.
Dari hasil jualannya itu, Arya kerap membiayai sendiri uang bulanan sekolahnya. Diketahui juga sejak setahun belakangan, Arya sudah tidak mendapatkan dana bantuan di sekolahnya.
Inisiatif Sendiri
Ibu Arya, Sri Rohayati, 36 mengungkapkan anaknya berjualan keliling atas inisiatifnya sendiri. Tak jarang ia menyarankan agar Arya tidak terlalu memaksakan diri untuk berjualan.
“Sejak awal ia yang semangat untuk berjualan. Katanya ingin sekali bantu orang tuanya. Beberapa kali juga agar tidak jualan keliling sampai jauh dan larut malam,” kata wanita asal Jatibarang, Brebes ini.
Ia menuturkan, sejak masih baru masuk SD karakter anak ketiganya ini memang lebih mandiri. Bila dibandingkan teman seumurannya, ia lebih memilih membantu ia berjualan dibanding bermain.
“Arya ini memang prihatin dan kerap memikirkan orang tua, saudara dan adiknya. Sejak SD sukanya bantu saya jualan daripada bermain,” terangnya.
Sebenarnya, kata dia, motivasi awal Arya berjualan lantaran ingin menggantikan dirinya yang sakit. Sekitar 6 bulan yang lalu, Rohayati sakit setelah terjatuh dari motor.
Ketika itu, ia sedang mengendarai motor bersama Arya dan adiknya di dekat rumahnya. Tiba-tiba ketiganya terjatuh hingga ia mengalami cidera pada tangan kananya. Saat ini untuk mengobati sakitnya, dia masih harus rutin kontrol kesehatan ke rumah sakit.
“Tangan kanan saya mengalami patah tulang. Meski sudah baikan, tapi masih belum bisa berjualan,” tutur dia. (Panturapost.id)
Editor: Muhammad Irsyam Faiz
Discussion about this post