WUTUH, seorang ibu di Dukuh Timbang, Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong Kabupaten Brebes tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Bagaimana tidak? Wanita 62 tahun itu akhirnya bertemu dengan anaknya, Buchori Setiawan, setelah 40 tahun menanti.
Diketahui, Buchori merupakan anak kedua dari pasangan Wutuh dan Kasroh. Dia berpisah dengan kedua orang tuanya sejak usia 10 bulan dan dibesarkan oleh seseorang di Jakarta.
Keduanya dipertemukan oleh Agus Supriyanto, perangkat desa setempat, Kamis (30/9/2021) malam. Awalnya, Agus mendapat pesan dari Buchori melalui akun Google Maps Balai Desa Tonjong pada 22 September 2021. Saat itu, Buchori menanyakan apakah di Desa Tonjong ada warga yang bernama Kasroh Bin Nadi.
“Saya pun membalas pesan tersebut dengan menanyakan, bapak asalnya dari mana? Dia menjawab dari Cilacap. Kemudian dia mengirim pesan lagi, minta tolong karena ini sangat penting bagi dirinya,” ujar Agus kepada PanturaPost, Sabtu (2/10/2021).
Dari situ, Agus akhirnya mencari nama Kasroh Bin Nadi di desanya. Setelah bertanya kesana kemari, Agus memperoleh informasi kalau Kasroh Bin Nadi sudah menikah lagi dengan orang Tegal dan sudah meninggal 5 tahun lalu.
Tak berhenti sampai di situ, Agus dapat informasi lagi bahwa istri pertama Kasroh bin Nadi tinggal di Dukuh Timbang. Yaitu Wutuh, yang merupakan ibu kandung Buchori.
“Alhamdulillah, Ibu Wutuh mengakui kalau suami pertama dulu bernama Kasroh bin Nadi dan anaknya Buchori Setiawan katanya dititipkan sama orang Cilacap waktu masih kecil,” jelas Agus.
Setelah sepekan melakukan pencarian itu, Agus pun menghubungi Buchori yang saat ini bekerja di Cikarang. Tanpa menunda-nunda, Buchori langsung bertolak ke Tonjong untuk menemui ibunya.
“Kemarin malam yang bersangkutan akhirnya bisa ketemu dengan ibunya,” katanya.

Sementara itu, Wutuh mengaku sudah lama memendam kangen dengan anaknya. Wutuh mengaku awalnya tidak tahu anaknya dititipkan ke seseorang hingga suaminya memberitahu.
“Saya tanya ke suami saat itu, ‘Bapak, Buchori di mana?’ Katanya dititipkan ke orang Cilacap. Saya langsung nangis,” katanya.
Setiap hari dia berdoa agar anaknya diberi kesehatan dan lindungan Allah. Hingga akhirnya doanya terkabul dan kembali dipertemukan dengan anaknya.
“Saya tiap salat nangis, berdoa. Mudah-mudahan anaknya saya sehat, diberikan perlindungan dari Gusti Allah. Mudah-mudahan saya bisa ketemu lagi dengan anaknya. Dan akhirnya terkabul,” pungkasnya. (*)
Discussion about this post