BREBES, Panturapost.com – Identitas wanita korban kecelakaan tertabrak Kereta Api (KA) kini masih menjadi teka-teki. Tak ada kartu identitas pengenal satu pun yang dibawa oleh korban yang kondisinya hancur menjadi beberapa bagian.
Saat ini jenazah korban masih berada di RSUD Kabupaten Brebes menunggu dijemput oleh keluarganya.
Namun, sesaat sebelum kejadian nahas terjadi misteri seorang pria yang saat itu bersama korban hingga kini belum menampakan batang hidungnya.
Menurut keterangan warga yang juga saksi, Salman pria itu memiliki ciri-ciri berambut ikal pendek dan memakai persil (tindikan) dibagian wajahnya.
“Tadi sebelum tertabrak kereta api itu, korban bersama seorang pria bertindik. Tapi setelah ditinggal sendiri, kecelakaan itu terjadi,” ucap Salman.
Ia menambahkan, pria itu meninggalkan korban seorang diri setelah terlibat percakapan serius. “Pria itu pergi ke arah barat seorang diri,” katanya.
Sebelum terpental tertabrak KA Argo Mulia yang datang dari arah barat (Jakarta) – timur (Semarang). Korban sedang duduk termenung di atas perlintasan rel dekat underpass di Desa Pebatan Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes.
Seperti diberitakan sebelumnya, tubuh seorang wanita hancur menjadi beberapa bagian akibat tertabrak KA di perlintasan Rel didekat underpass KM 161 yang berada di Desa Pebatan Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes, Kamis 13 April 2017 sekitar pukul 19.30 WIB malam.
Wanita tanpa identitas tertabrak Kereta Api Argo Mulia yang melintas dari arah Jakarta – Semarang itu, sempat terpental sejauh 50 meter dan hancur berantakan.
Bagian tubuh korban masing-masing terpisah menjadi beberapa bagian. Badan korban terpisah antara kepala, setengah badan, bagian dalam perut, paha, kedua kaki dan kedua tangan beserta jari jemarinya.
Menurut keterangan saksi, Salman, sebelum kejadian saat menjelang margib sekitar pukul 18.00 WIB, saat itu korban sedang terlihat duduk-duduk bersama seorang pria di sekitar rel.
Namun, tak lama berselang pria itu meninggalkan wanita begitu saja.Diduga pria dan wanita Tak lama berselang, tanpa disadari, tiba-tiba datang kereta api melintas dan menabrak korban. Korban terpental hampir sejauh 50 meter.
“Tadi sebelum tertabrak KA itu, korban bersama seorang pria. Tapi kemudian pria itu pergi meninggalkan wanita itu sendirian. Tak lama berselang ada KA datang dan menabrak korban hingga terpental,” ucap Salman dilokasi kejadian.
Petugas Polsek Wanasari yang mendatangi lokasi kejadian mengalami kesulitan mengenali jasad korban yang hancur menjadi beberapa bagian.
Dengan dibantu warga dan petugas pengawas rel KA, mereka menggunakan lampu senter dan lampu pada telepon seluler menyusuri sepanjang rel hingga 100 meter dari lokasi kejadian.
Satu persatu bagian tubuh yang terpisah dari anggota badan korban pun dikumpulkan didalam sebuah kantung mayat.
Setelah hampir 1,5 jam, meskipun belum sepenuhnya terkumpul potongan bagian-bagian tubuh korban, polisi pun akhirnya membawanya ke RSUD Brebes guna dilakukan outopsi.
“Tak ada identitas apapun yang dibawa korban. Jenazah langsung dibawa ke RSUD Brebes untuk dioutopsi,” ucap Kapolsek Wanasari AKP Wagito.
Ia menyatakan, karena tubuh korban yang hancur menjadi beberapa bagian, sehingga kondisinya pun sulit untuk dikenali.
Kapolsek menyebutkan, ciri-ciri korban kecelakaan KA itu menggunakan rok bewarna biru jeans dan mengenakan baju putih motif bunga, BH warna merah maron dengan tinggi sekitar 165 centimeter dan berat badan 60 kg.
“Tubuhnya hancur jadi beberapa bagian, makanya kondisinya memang sulit dikenali. Kami mengimbau jika ada warga yang kehilangan anggota keluarganya bisa langsung menuju ke RSUD Brebes untuk melihat jenazahnya langsung,” dia memungkasi. (MAQ)
Discussion about this post