TEGAL, Panturapost.com – Raihanul Ilmi Muadib, 13 tahun, salah seorang santri Pondok Pesantren Darul Khoir, Desa Jatimulya, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, meninggal dunia setelah mengalami luka parah di bagian kepala dan dadanya. Dia diduga dikeroyok oleh teman-temannya sesama santri pada Rabu, 28 September 2016 lalu.
Santri asal Desa Berkat, Kecamata Tarub, Kabupaten Tegal, ini nyawanya tidak tertolong meski sudah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Harapan Anda Kota Tegal. Dia diduga mengalami gegar otak. Jenazah korban dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat, Jumat siang, 30 September 2016.
Peristiwa ini berawal dari korban berada di kamar temannya di pondok pesantren. Namun tiba-tiba korban dan sejumlah temannya terlibat saling ejek hingga terjadi pengeroyokan terhadap korban. “Awalnya itu bergurau, bercanda yang akhirnya menimbulkan perkelahian dan mengakibatkan korban meninggal dunia,” kata Kepala Bagian Humas Polres Tegal, Ajun Komisaris Suwarno.
Suasana haru menyelimuti rumah pasangan suami istri Kholidin dan Baroyah. Kedua orang tua korban tersebut sangat kecewa dan tidak terima dengan kejadian yang dialami putra sulungnya tersebut. Dia sangat menyayangkan kelalaian pihak pesantren, sehingga peristiwa pengeroyokan yang dialami anaknya terjadi.
“Waktu itu istri saya jenguk ke pesantren, ternyata anak dalam keadaan sakit parah. Istri histeris dan marah marah ke pengurus pesantren dan oleh istri saya dibawa ke rumah sakit. Namun di rumah sakit meninggal,” kata Kholidin. (Rhn)
Discussion about this post