WILAYAH Mejasem terbagi dua. Desa yang letaknya paling utara dari pusat Pemerintahan Kabupaten Tegal ini, akhirnya menjadi Desa Mejasem Timur dan Desa Mejasem Barat.
Batas wilayah Desa Mejasem Timur, di sebelah utara berbatasan langsung dengan Kelurahan Damyak, yang masih dalam satu Kecamatan Kramat. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pacul, Kecamatan Talang. Sedangkan batas wilayah sebelah timur berbatasan dengan Desa Dinuk. Sementara untuk batas wilayah sebelah Barat ditandai dengan keberadaan Sungai Sijenggot.
Untuk Desa Mejasem Barat dari wilayah timur hingga ke barat, wilayahnya dibatasi sungai. Di sebelah timur dibatasi Sungai Sijenggot. Sedang yang ada di Barat, terbentang Sungai Prepil bersebelahan batas wilayah Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal.
Sementara untuk perbatasan wilayah yang ada di utara dan selatan dibatasi oleh jalan. Bagian paling utara perbatasannya dengan jalan Pantura, dan bagian paling selatan juga dibatasi oleh jalan raya menuju wilayah Kota Tegal jalur ke Pasar Langon.
Begitulah perbatasan dua wilayah antara Desa Mejasem Barat dan Timur. Yang jadi pertanyaan, mengapa Desa Mejasem yang dulu cuma satu wilayah terbelah menjadi dua?
Pada zaman dahulu kala, jika terjadi belah desa menjadi dua, dapat dipastikan lantaran pertikaian antar dua tokoh sakti mandraguna hingga habis-habisan. Kedua tokoh jagoan ini ingin berkuasa tunggal di desa itu. Masing-masing mengandalkan kesaktian mandraduna hingga keduanya adu ilmu kebatinan tiada tara. Satu sama lain saling tantang-tantangan yang pada ujungnya terjadi pertikaian satu lawan satu.
Pertikaian mereka sering kali memakan waktu berhari-hari saking mereka sakti mandraguna, hingga satu di antara dua tokoh itu merenggang nyawa. Tokoh sakti yang menang tanding membagi wilayah semaunya untuk hunian warga yang jagoannya kalah tanding. Demikian asal usul cerita dari mulut ke mulut terjadinya belah desa menjadi dua pada zaman dulu.
Bagaimana belah desa untuk wilayah di Desa Mejasem? Di zaman yang sudah beradab, belah desa bukan dikarenakan pertikaian antara jagoan dan jagoan, berebut satu wilayah dan kekuasaan. Dalam peradaban yang masyarakat sudah maju, terjadinya belah wilayah di Desa Mejasem dipicu karena adanya sebuah kebijakan berdirinya perumahan baru. Saat itu dinamai Perumnas.

Adanya Perumnas ini terjadilah migrasi besar-besaran penduduk dari berbagai daerah ke Desa Mejasem khusunya di wilayah bagian barat. Wilayah bagian barat ini merupakan bentangan sawah luas dari ujung selatan sampai utara. Dari unjung timur sampai ujung barat dibatasi oleh Sungai Sijenggot dan Sungkai Prepil.
Lambat laun penduduk yang ada di wilayah baru dari tahun ke tahun terus bertambah. Sebuah kawasan baru yang penghuninya dominan berstatus pegawai kantoran. Tidak sedikit dihuni para pejabat kota maupun kabupaten.
Oleh beberapa faktor dan perlu pemekaran sebuah jabatan kepala desa baru, tak terhindari lagi belah desa untuk menjadi dua wilayah pun terjadi.
Begitulah asal-usul terjadinya belah desa di wilayah Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Wilayah yang dulunya banyak terhampar sawah, sekarang dipenuhi dengan rumah mewah. Untuk wilayah sebelah timur, yang banyak dihuni penduduk asli Mejasem dinamai Desa Mejasem Timur. Sedangkan di wilayah yang dihuni oleh warga pendatang, dinamai Desa Mejasem Barat.
Kini baik Desa Mejasem Timur dan Barat masih tersisa amparan sawah-sawah petani. Hanya bedanya amparan sawah-sawah di wilayah Desa Mejasem Timur jauh lebih berhektar-haktar membentang terutama di perbatasan Mejasem Barat. Sedang pesawahan yang masih terlihat di Desa Mejasem Barat, terbentang di wilayah paling utara. (*)
———-
Lanang Setiawan, penerima hadiah Sastra “Rancagé 2011” dan juga novelis.
Discussion about this post