BREBES – Komisi IV DPRD Kabupaten Brebes menyayangkan sikap Pemkab Brebes yang dianggap lamban terkait penanganan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Padahal, jumlah penderita akibat gigitan nyamuk Aedes Aighepthy di Kabupaten Brebes terus meningkat. Dalam sebulan terakhir sudah mencapai 100 penderita dengan korban meninggal 7 orang.
“Menurut saya, dengan banyaknya kasus DBD yang terjadi Pemkab Brebes harus menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB), terkait serangan Deman Berdarah Dengue (DBD),” tegas Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Brebes, Imam Royani, usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke RSUD Brebes, Senin (11/2).
Dalam sidak itu, Komisi IV DPRD juga masih menjumpai sejumlah pasien yang masih di rawat di lorong ruang IGD RSUD Brebes. Mereka terpaksa dirawat di tempat itu harus mengantre mendapatkan ruang perawatan di bangsal akibat membludaknya pasien demam berdarah, di rumah sakit milik Pemkab Brebes tersebut.
“Ini sudah semestinya kepala daerah menstatusakan sebagai kejadian luar biasa. Saya melihat langsung hari ini jumlah penderita DBD, khususnya di RSUD Brebes terus bertambah,” ungkapnya.
Dengan status KLB itu, kata dia, tentu penanganan terhadap serangan DBD akan lebih fokus dan serius. Sehingga, jumlah penderita yang terus bertambah saat ini bisa ditekan.

“Hari ini kami melakukan sidak ke RSUD Brebes, untuk melihat langsung kondisi para penderita dan penanganannya. Kami tadi juga berdialog langsung dengan oran tua pasien, karena mayoritas yang terjangkit DBD ini adalah anak-anak,” katanya.
Politisi PKB itu menuturkan, dari hasil sidak yang dilakukan, nantinya akan menjadi bahan pembahasan dalam rapat dengar pendapat bersama instansi terkait. Termasuk, masalah status KLB yang belum ditetapkan dan menyangkut upaya fogging di masyarakat.
“Dalam waktu dekat, kami akan mengundang Dinas Kesehatan (Dinkes) terkait masalah DBD ini. Tujuannya, agar penanganan lebih fokus dan apabila ada kendala, kita carikan solusi bersama,” jelasnya.
Dinas Kesehatan, lanjut dia, juga diminta untuk aktif melakukan fogging di berbagai tempat yang dinyatakan sebagai daerah endemis DBD. Fogging yang dilakukan diharapkan tidak serta merta menunggu permintaan masyarakat.
“Untuk upaya fogging ini memang ada prosedurnya, namun kami meminta dinas terkait untuk memaksimalkan,” katanya.
Sementara itu, Direktur RSUD Brebes drg O’o Suprana mengatakan, pasien DBD yang dirawat di RSUD jumlahnya sudah mulai berkurang.
“Memang pekan lalu sempat membludak, sampai ruangan penuh semua. Ada pasien yang sampai dirawat di ruang bukam seharusnya. Tapi sekarang sudah mulai dimasukan ke ruangan perawatan atau bangsal. Untuk di IGD yang masih ada sejumlah pasien, itu menunggu antrian masuk ke bangsal perawatan,” pungkasnya.
Hingga berita ini ditulis, PanturaPost belum berhasil meminta konfirmasi soal ini ke pihak Pemkab baik bupati maupun Kepala Dinas Kesehatan Brebes.
Reporter: Fajar Eko Nugroho
Editor: Irsyam Faiz
Discussion about this post