TEGAL – Meski sudah kerap terjaring petugas, namun pengemis, gelandangan dan anak jalanan di Kota Tegal seperti tak pernah jera. Salah satu yang mendominasi justru warga dari daerah sekitar yang menjadikan Kota Bahari itu sebagai kota tujuan.
Menurut Kepala Seksi Rehabilitas Sosial Dinas Sosial Kota Tegal, Budi Santosa, Kota Tegal menjadi magnet karena cenderung lebih maju dibandingkan daerah sekitar di Pantura barat Jawa Tengah.
Pemkot Tegal pun mengintensifkan razia di jalanan beberapa bulan terakhir ini. Yang terbaru, Dinas Sosial bersama instansi lainnya melakukan razia, Rabu (5/2/2020) kemarin. Saat razia, Dinas Sosial menggandeng pihk lain di antaranya Satpol PP, kepolisian, petugas medis dari Dinas Kesehatan dan RSUD Kardinah, serta Tim Konseling Psikologi dari PPT Puspa Kota Tegal.

Dalam razia itu petugas juga menjaring 19 orang. Dari jumlah tersebut, 15 orang di antaranya berasal dari luar Kota Tegal atau hanya 4 orang yang ber-KTP Kota Tegal. Mereka terjaring dari sejumlah jalan protokol Kota Tegal. Seperti di Jl. Pancasila, Jl. K.S Tubun, Alun-Alun Kota Tegal, Jl. Ahmad Yani dan Jl. Mataram.
“Hanya 4 orang warga Kota Tegal. Sementara lainnya berasal dari luar kota seperti Kabupaten Tegal, Brebes, Cirebon dan Kabupaten Pati,” ungkap Budi, Kamis (6/2/2020).
Saat Razia, 15 orang sementara ditempatkan di rumah singgah di Kelurahan Cabawan, Kecamatan Margadana. “Sementara sisanya diperbolehkan pulang setelah didata,” terang Budi.

Sementara berdasarkan kategori usia, masih didominasi dewasa dan berusia lanjut. Hanya ada 4 anak-anak. Dengan jenis kelamin, 10 laki-laki, dan 9 perempuan. Berdasarkan karakteristik, imbuh Budi, sebanyak 10 orang datang ke Kota tegal sebagai pengamen, 7 pengemis, dan 2 orang jalanan.
“Selanjutnya mereka diminta menjalani sejumlah tes kesehatan. Mulai dengan pemeriksaan VCT, IMS dan konseling,” pungkas Budi. (*)
Editor: Irsyam Faiz
Discussion about this post