KALISOKA salah satu wilayah pedesaan yang terletak di Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten
Tegal. Desa ini, konon berdiri abad ke 16 pada zaman Kesultanan Mataram dipimpin Sultan Agung.
Desa ini ada dua situs sejarah petilasan makam Purbaya adik kandung Sultan Agung dan petilasan yang lain Ki Gede Honggowono, putra dari Ki Gede Sebayu.
Oleh warga setempat, Mbah Purbaya, diklaim sebagai pendiri dan bekel pertama. Dia juga menjadi pembuka garis keturunan darah biru yang berkuasa di Kalisoka selama ratusan tahun.
Sisi lain yang luput dari pengamatan masyarakat, penduduk desa ini tidak hanya bermata pencaharian sebagai pentani, pedagang, pekerja kantoran, ternyata berwiraswasta. Mereka juga membuka usaha konversi.
Menurut, Kasi Pelayan Desa Kalisoka, Nurwibowo usaha konversi masih baru. Ditekuni masyarakat sejak tahun 90-an.
“Semula hanya satu dua penduduk yang membuka usaha konveksi. Sekarang usaha tersebut semakin ditekuni dan lambat laun merebak,” katanya saat ngobrol gayeng di tempat kediamannya pada Minggu malam (18/4).
Ditambahkan, usaha konveksi yang saat ini merebak bermula dari keluarga Sapi’i dan keluarga Darko. Mereka ini awalnya
menjadi buruh menjahit di Desa Tembok, Kecamatan Adiwerna. Saat dirasa mereka sudah menguasai mencoba membuka usaha mandiri dibidang jahit-menjait. Lama-kelamaan usaha mereka maju pesat hingga mampu menampung tenaga kerja dari warga setempat.
“Begitu awal masyarakat desa kami membuka usaha konveksi, hingga sekarang kurang lebih ada 30 keluarga yang mendarkan hidup mereka di bidang usaha konveksi.”
Menjawab pertanyaan, hasil dari home industri konveksi mereka langsung dipasarkan di Tegal gubug. Seperti juga saat mereka kulakan bahan-bahan konveksi ada di sana.
“Tukune nang kana adole yang nang Tegal gubug,” ujar Nurwibowo menutup bincang. (*)
——–
Lanang Setiawan, novelis penerima hadiah Sastra “Rancage” 2011.
Discussion about this post