PEKALONGAN – Seorang anak di Kota Pekalongan nekat membunuh ibu kandungnya dengan parang dan sabit, Rabu siang, 21 November 2018. Pelaku yang mencoba melarikan diri pun langsung ditahan warga sekitar dan diserahkan ke polisi.
Peristiwa itu terjadi pada saat korban yang bernama Toyibah, 48 tahun, tidur di kamarnya. Tiba-tiba, pelaku, Agus Ruhin, 18 tahun, masuk ke dalam kamar dan langsung membacok korban tepat di bagian leher pelipis.
Usai kejadian, pelaku berusaha kabur. Namun warga yang sudah mengetahui kejadian itu langsung mencegat pelaku dan menyerahkan ke polisi.
Suami korban yang juga ayah pelaku, Muhsin mengatakan saat kejadian dia sedang di depan rumah. Ketika itu, anak keduanya di belakang rumah mendengar suara teriakan dari kamar korban.
“Saya di depan, anak saya sedang benerin genteng. Agus (pelaku) kan habis dibelikan sarapan, sarapan disitu. Terus ibuya tidur, terus anak saya yang di belakang denger ada suara di kamar ibunya. Terus ditengok ibunya sedang dibacok dan ditarik dari kamar ke kamar mandi,” kata dia.
Muhsin mengaku terkejut dan tidak percaya melihat peristiwa tersebut. Karena sebelumnya, tidak ada masalah apa-apa. Namun, kata dia, pelaku pernah mengalami riwayat sakit jiwa. “Dia pernah dirawat di rumah sakit jiwa,” katanya.
Polisi yang mendapatkan laporan, langsung mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah kejadian perkara (TKP). Hingga kini, polisi belum belum mengetahui motif pembunuhan tersebut karena masih dalam proses penyelidikan.
Namun, seperti keterangan keluarga korban, pelaku pernah menjalani perawatan di rumah sakit jiwa. Sedangkan pelaku nekat membunuh korban karena mendapatkan bisikan ghoib.
“Informasinya dia pernah mengalami gangguan jiwa dan menjalani perawatan di rumah sakit jiwa,” kata Kasatreskrim Polres Pekalongan Kota, AKP Supardi.
Usai olah TKP, jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Bedan, Kota Pekalongan. Selain pelaku, polisi juga mengamankan barang bukti berupa parang dan sabit yang digunakan pelaku untuk melancarkan aksinya. (Panturapost.id)
Reporter: Syaifullah
Editor: Muhammad Irsyam Faiz
Discussion about this post