BREBES, Panturapost.com – Tuti Azizah, 40 tahun, tak pernah menyangka, Hari Raya Idul Adha 1437 hijriyah kemarin akan menjadi momen paling menyedihkan dalam hidupnya. Hari itu, Senin, 12 September 2016, lima anak asuhnya, meregang nyawa di Sungai Pemali, Brebes. “Waktu kejadian saya tidak tahu, karena saya sedang istirahat. Dua malam tidak tidur menyiapkan sahur untuk anak-anak puasa sunah,” kata pengasuh di Panti Asuhan Putra Muslimat, Brebes tersebut, Selasa, 13 September 2016.
Tuti mengaku tidak memiliki firasat apapun sebelum peristiwa nahas ini terjadi. Yang dia tahu, sebelum kejadian, salah satu orang tua korban, Nurlaeni, yang juga adik Tuti datang ke Panti Asuhan untuk menengok anaknya. “Waktu itu pagi-pagi datang pengin ketemu anaknya (Andre), katanya kangen. Tapi saya tahan, karena Andre sedang sibuk jadi panitia,” kata dia.
Seperti diketahui, lima orang santri panti asuhan di Brebes, meregang nyawa setelah tenggelam di Sungai Pemali, Brebes, Senin siang sekitar pukul 12.00 WIB. Lima santri tersebut saat itu sedang mencuci jeroan hewan kurban di sungai di Desa Wanasari, Brebes, bersama dua teman santri lainnya.
Kelima korban yang meninggal yakni Moh Ubaidilan, 16 tahun, Mustaqim 18 tahun, Kamaludin, 13 tahun, Andre Bimantor, 14 tahun, dan Sandi Kasmana Wirayudha, 14 tahun. Adapun dua rekan mereka yakni Purinan, 17 tahun dan Dimas Ramadhan, 15 tahun, selamat setelah ditolong oleh warga setempat.

Menurut saksi ketujuh remaja tersebut saat itu menceburkan diri ke sungai sambil mencuci jeroan dan daging kurban. “Diduga saat kejadian kondisi arus sedang dalam kondisi deras. Sementara ketujuh remaja tersebut tidak pandai berenang,” kata Heri Sunandar, Komandan Basarnas Jawa Tengah.
Menurut salah satu rekan santri, Abdurahman Wahid, 15 tahun, mereka merupakan panitia kurban digelar oleh pengelola panti asuhan. Membersihkan jeroan hewan kurban di sungai pemali merupakan kebiasaan santri setiap tahun. Sebab, Sungai Pemali hanya berjarak sekitar 500 meter dari panti asuhan tempat mereka tinggal. “Biasanya memang mencucinya di sana (Sungai Pemali),” kata dia.
Kelima jenazah saat ini sudah dimakamkan pada Selasa pagi. Isak tangis dari para orang tua dan keluarga korban mengiringi detik-detik pemakaman jenazah. Menurut pengasuh panti asuhan lainnya, Khasanah, kelima korban meningal tersebut hanya ikut-ikutan. “Jadi sebenarnya yang disuruh mencuci itu hanya dua orang, yang sudah agak besar,” kata dia. Peristiwa ini, menurutnya, menjadi pelajaran berharga bagi pengelola untuk lebih berhati-hati lagi.
Bupati Brebes, Idza Priyanti, saat berkunjung ke salah satu rumah duka di Desa Siasem, Kecamatan Wanasari, Brebes, meminta kepada masyarakat agar berhati-hati saat beraktivitas di Sungai terbesar di Kabupaten Brebes itu. “Kalau masih anak-anak ya kalau bisa jangan bersih-bersih jeroan di sungai,” ujar dia.
Sumber: Koran Tempo
Discussion about this post