BREBES, Panturapost.com – Fenomena telolet sedang menjadi viral dunia. Di Indonesia, semua masyarakat demam telolet. Semua orang membicarakan telolet. Aksi memburu suara klakson pun terjadi dimana-mana. Di jalan-jalan, di terminal, dan di persimpangan.
Sebagian orang menyebut aksi ini sebagai bentuk alternatif hiburan warga di tengah hiruk pikuk dan perdebatan politik dalam negeri. Sebagian lagi, menganggap fenomena ini sebagai tindakan yang membahayakan, mengganggu lalu lintas, dan biang kemacetan lalu lintas.
Maka tak heran, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Jember bersama Dinas Perhubungan Jember melakukan pemeriksaan laik teknis bus terkait klakson telolet di Terminal Tawangalun, Jember. Kegiatan tersebut dilakukan karena klakson telolet sudah bukan standar pabrikan dan dianggap mengganggu kenyamanan.

“Klakson telolet ini kesannya tidak serius dan mengundang perhatian pengguna jalan untuk maksud lain, untuk main-main. Selain itu, saat dibunyikan, klakson ini dapat mengganggu konsentrasi pengendara yang lain, sehingga rentan menimbulkan kecelakaan baik bagi yang di jalan maupun yang minta klakson di pinggir jalan dengan kata-kata ‘om om telolet om’,” kata Kasat Lantas Polres Jember AKP Nopta Histaris Suzan, seperti dikutip Detikcom, Kamis, 22 Desember 2016.
Karena itu, Nopta mengimbau kepada semua sopir bus untuk tidak menggunakan klakson telolet. “Jangan hiraukan jika ada sekelompok orang yang berdiri di pinggir jalan ‘om om telolet om’ yang meminta supaya membunyikan klakson,” imbau Nopta.
Sementara itu, di Brebes, justru sebaliknya. Polisi di Kota Bawang ini justru turut menikmati klakson telolet. Aksi itu dilakukan mereka pada Kamis, 23 Desember 2016. Mereka larut dalam suara telolet yang dibunyikan bus berkali-kali. (Rhn/Detikcom)
Lihat aksi polisi brebes berjoget telolet di Brexit:
Discussion about this post