BREBES – Kabupaten Brebes sepertinya patut berbangga dengan Desa Winduaji. Sebab, desa di wilayah paling selatan Kabupaten Brebes ini berhasil meraih juara 2 pada Festival Desa Wisata tingkat Jawa Tengah, 2018.
Dalam festival tersebut, Desa Winduaji memamerkan berbagai macam potensi wisata, mulai obyek wisata, kuliner hingga seni dan budaya khas desa. “Untuk potensi daya tarik wisata, kami memperkenalkan Waduk Penjalin, wisata tuk Sirah Pemali dan wisata petualangan Wadas Mlasa,” jelas Pejabat (Pj) Kepala Desa Winduaji, Seger, Senin (16/7).
Ia pun mengaku bangga atas pencapaian prestasi di tingkat provinsi ini. “Alhamdulillah, kami mengatasnamakan masyarakat Desa Winduaji tentu merasa sangat bangga dan gembira atas prestasi ini. Terimakasih warga Desa Winduaji, apresiasi untuk 33 personel yang kami bawa dalam festival ini,” katanya.
Desa Winduaji pun berhak menerima hadiah tropi dan uang pembinaan Rp 12,5 juta dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan di bidang kuliner antara lain berbagai olahan ikan betutu yang merupakan salah satu ikan khas di Waduk Penjalin, bestak melinjo, hingga kopi asli Desa Winduaji.
“Ada kopi khas Dusun Karang Anyar dengan luasan lahan 50 hektar dibuat dengan campuran rempah-rempah, menghasilkan aroma khas,” ungkapnya.
Di bidang seni dan budaya juga ditampilkan stand pembuatan tokoh wayang kulit oleh dalang asli Desa Winduaji, Ki Suwarto.
Kemudian, kata Seger pihaknya juga menampilkan sendratari, Yu Welah dan Mas Jukung. Sendratari itu mengisahkan tentang legenda pembuatan Waduk Penjalin.
Legenda Kaki Dayun
“Welah dan Jukung adalah salah satu moda transportasi yang melegenda di Waduk Penjalin. Jukung adalah perahu khas masyarakat Desa Winduaji terbuat dari kayu, sedangkan Welah adalah dayungnya. Maka Welah dan Jukung juga sebagai perlambang keseimbangan, serta simbol persatuan dan kesatuan. Jukung tanpa welah, akan kesulitan. Begitupun sebaliknya,” terangnya.
Dipentaskan juga kisah sosok ‘Kaki Dayun’ yang kharismatik. Di mana, Kaki atau Kakek Dayun ini tersohor dengan pribadi baik dan berwibawa, yang menjaga waduk.
Dia berharap, dengan penampilan sendratari ini akan memunculkan semangat baru untuk menjaga dan melestarikan serta mengambil manfaat dari potensi yang ada di waduk.
Ditambahkan Seger, dengan pencapaian prestasi ini Pemerintah Desa Winduaji akan semakin serius mengembangkan Winduaji sebagai Desa Wisata andalan.
“Apalagi Desa Winduaji sebagai desa wisata juga merupakan binaan dari Fisip Unsoed Purwokerto dan IT Telkom Purwokerto. Prestasi ini menjadi pemacu dan semangat kami untuk terus mengembangkan potensi wisata yang ada di Winduaji,” imbuhnya.
Festival sendiri diselenggarakan di Alun-alun Ungaran, dari Jumat – Minggu (13 – 15/7). Pesertanya juga dari perwakilan desa wisata dari kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, hanya 3 kabupaten yang tidak mengirimkan perwakilannya. Yakni Kabupaten Karang Anyar, Jepara dan Grobogan. Sementara juara pertama ajang ini diraih oleh Desa Kandri Kota Semarang. Sedangkan juara ketiga diraih oleh Desa Karang Banar, Kabupaten Cilacap. (sumber : http://panturapost.id )
Editor : Muhammad Abduh
Discussion about this post