TEGAL – Wilayah Kota dan Kabupaten Tegal kurun beberapa hari ini mulai diguyur hujan. Namun suhu udara justru terasa panas dan gerah.
Salah satu warga Mejasem, Riswandi merasakan beberapa hari terakhir suhu udara panas. “Meski biasa suhu pesisir pantai, tapi ini tetap terasa panas. Dari pagi hingga malam,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, dengan kondisi suhu tersebut membuat tubuh lebih sering berkeringat. Ditambah kondisi angin kerap berubah-ubah.
“Tubuh jadi sering berkeringat. Meski ada angin, tapi jarang-jarang terjadi. Kadang besar, kadang kecil,” ungkap dia.
Menurut Prakirawan Cuaca BMKG Kota Tegal, Hendy Andrianto kondisi suhu udara tersebut lantaran akan memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan. “Cukup wajar lantaran saat ini akan menuju masa peralihan. Cuaca sedang mencari titik keseimbangannya,” katanya, Selasa, 16 Oktober 2018.
Prediksi dari BMKG, untuk musim penghujan di Kota Tegal akan terjadi pada awal November. Sementara untuk puncak musim kemarau sudah terlewati.
Untuk suhu udara sebenarnya masih normal, yakni antara 32-33 derajat celcius. Akan tetapi suhu udara yang terasa panas disebabkan oleh kelembaban udara tersebut.
“Memang kelembaban saat ini rendah bisa mencapai 50 persen. Dampaknya pada suhu udara menjadi kering,” jelas dia.
Hendy mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terlalu khawatir dengan kondisi tersebut. Hal tersebut lantaran angin dan cuaca sedang mencari titik keseimbangannya.
“Hal yang wajar saat musim peralihan. Angin kadang datang dari arah utara atau timur. Yang perlu diwaspadai adalah tiba-tiba hujan lebat, terjadi angin kencang yang kadang disertai petir,” imbuhnya. (Panturapost.id)
Editor: Muhammad Irsyam Faiz
Discussion about this post