TEGAL, Panturapost.com – Masyarakat Tegal dan sekitarnya perlu berhati-hati mengkonsumsi bakso di warung-warung. Sebab, menurut temuan Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, terdapat pemasok bakso di Pasar Trayeman yang menambahkan campuran formalin dan boraks ke dalam bakso.
Dalam inspeksi mendadak yang digelar tim gabungan Rabu, 14 Juni 2017, petugas menemukan pemasok bakso yang menggunakan bahan kimia berbahaya tersebut. Hal itu terungkap setelah tim dari dinas kesehatan menguji lab salah satu sampel bakso. “Hasilnya positif mengandung boraks dan formalin,” kata Kepala Dinas Kesehatan Tegal Hendadi Setiaji.
Atas temuan itu, petugaa menyita bakso dari pedagang seberat 10 kilogram. Halnitu dilakukan untuk mencegah persebaran bakso berformalin tersebut ke konsumen. Diduga bakso-bakso tersebut didistribusikan ke pedagang-pedagang di wilayah Tegal.
Pedagang tak memungkiri ada bahan tambahan ke bakso yang dijualnya. Dia yang bernama Cici itu tidak mengetahui apakah itu formalin atau boraks. “Ya memang ada bahan pengenyalnya. Tapi saya tidak tahu itu,” katanya.
Dia mengaku menggiling daging sapi untuk dibuat bakso di Pasar Banjaran. Petugas lalu mencari tempat penggilingan bakso tersebut dan menemukan ada serbuk putih yang merupakan boraks. “Setelah dites lab ternyata memang positif mengandung boraks,” ujar Hendadi.
Petugas gabungan yang terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan dan Satpol PP tersebut juga menemukan makanan lain yang mengandung bahan berbahaya. Diantaranya seperti mie yang mengandung formalin dan kembang pacar atau sagu yang biasa digunakan untuk takjil yang mengandung bahan pewarna tekstil. “Kami juga sita makanan itu,” katanya.
Pemerintah memberi peringatan keras kepada para pedagang yang menjual makanan mengandung bahan berbahaya. Pihaknya mengancam akan mencabut izin usaha jika nekat menjual makanan tersebut. (Rhn)
Discussion about this post