TEGAL, Panturapost.com – Tumpukan pacul lengkap dengan gagangnya tampak berdebu di meja lapak milik Mbah Maryam. Nenek berusia 80 tahun ini hanya bisa duduk dan sesekali melayani pembeli. “Ya kondisinya memang seperti ini,” ujar Mbah Maryam yang sudah puluhan tahun menempati lapak di depan Pasar Langon, Kota Tegal ini, Ahad, 30 Oktober 2016.
Dia menceritakan sekarang dagangannya tak selaris seperti dulu. Kalau dulu dia bisa menjual 15-20 cangkul setiap harinya. Kini dia hanya melayani maksimal 5 cangkul per hari. “Ya kalau sepi memang sekarang kondisinya seperti itu. Sawah sudah jarang, sudah jadi rumah. Pasti sudah jarang pakai cangkul,” ujar dia.
Sehari-hari dia mangkal di samping pasar langon bersama suaminya. Cangkul yang dijual jenis dan ukurannya bervariasi, mulai ukuran kecil, sedang hingga besar. Dia menjual cangkul tersebut seharga Rp 40-60 ribu. Selain cangkul, dia juga menjual peralatan pertanian lainnya seperti sabit, gobang, pisau, dan garpu besi.
Potret Mbah Maryam ini mengingatkan kita pada pemberitaan yang saat ini sedang menjadi viral, ya, Impor Pacul. Beberapa waktu lalu, Pemerintah melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) mengimpor cangkul dari Cina. Cangkul impor ini masuk melalui Medan pada Agustus lalu.
Sebagaimana dikutip dari Merdeka.com, Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Syailendra mengatakan, pihaknya telah mendapat izin dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Menurutnya, impor cangkul perlu dilakukan untuk menekan peredaran cangkul impor ilegal. Kebutuhan cangkul dalam negeri memang cukup tinggi.
Namun hal itu justru dibantah oleh Ahmad Rifai, 31 tahun, pedagang cangkul di Kota Tegal. Menurut dia, tren penjualan cangkul semakin tahun semakin sepi. Peminatnya semakin menipis. Hal itu bisa dilihat dari angka penjualan yang semakin berkurang. “Kalau dulu saya bisa jual sebulan sampai 50 buah. Sekarang paling banter hanya 20 buah,” ujar dia yang sudah 10 tahun lebih menjalani bisnis warisan orang tuanya.
Dia berharap, pemerintah bisa memahami kondisi industry cangkul di bawah. Sebab, impor cangkul ini justru akan merusak harga pasaran di tanah air. (Rhn)
Lihat video pedagang pacul bicara soal impor cangkul:
Discussion about this post