BREBES, Panturapost.com – Flyover atau Jalan Layang Kretek, Kecamatan Paguyangan, Brebes baru diresmikan pemerintah sekitar dua bulan lalu. Namun, keberadaannya dianggap horor bagi masyarakat sekitar lantaran sering kali terjadi kecelakaan hingga menelan korban jiwa.
Informasi yang dihimpun, dalam 10 hari terakhir ini, ada tiga peristiwa lebih kecelakaan di jalur tersebut. Pertama, kecelakaan melibatkan sebuah bus dan mobil pribadi pada 7 Oktober 2017. Akibatnya bus Murni Jaya tersebut terguling melintang menutupi badan jalan. Belasan orang luka-luka dalam peristiwa ini.
Di hari berikutnya, sebuah truk engkel yang mengangkut pupuk terjun bebas ke parit sebelah timur flyover. Satu orang mengalami luka-luka. Terakhir, pada Minggu, 15 Oktober 2017, dua mahasiswa tewas dalam kecelakaan di turunan sebelah utara flyover. Keduanya meninggal dunia setelah ban belakang sepeda motor sport yang dikendarai mereka selip dan menabrak truk di depannya.
Banyaknya kecelakaan yang terjadi di kawasan tersebut membuat sejumlah pihak seperti kepolisian dan dinas perhubungan di kawasan Brebes Selatan melakukan evaluasi pada Senin, 16 Oktober 2017 di Kecamatan Bumiayu. Pertemuan juga dihadiri oleh perwakilan warga di sekitar flyover.
Rohmat, warga yang tinggal di bawah Flyover Kretek menuturkan sejak jalan tersebut selesai dibangun pada 20 Aguastus 2017, hampir setiap pekan ada dua peristiwa kecelakaan. Baik itu yang melibatkan sepeda motor, truk, bus hingga mobil pribadi. “Kami khawatir, takut, apalagi kalau sudah hujan dan gelap, ini kan horor,” kata dia saat ditemui seusai pertemuan itu.
Menurutnya, setiap malam dia tidak bisa tidur tenang karena khawatir ada kendaraan jatuh menimpa rumahnya dan warga lainnya. Dia berharap, pemerintah segera mengevaluasi flyover tersebut. “Kalau bisa pemerintah harus segera menyelesaikan masalah ini. Ini persoalan serius,” katanya.
Kepala Pos Lalu Lintas Bumiayu, Aiptu Sus Gundhi, mengakatan pihaknya mencatat ada sembilan kecelakaan di titik tersebut dalam sebulan terakhir ini pada periode September-Oktober. “Yang paling parah memang kemarin sampai dua orang meninggal dunia,” katanya.
Menurut dia, beberapa penyebab banyaknya kecelakaan di jalan layang sepanjang 700 meter itu yakni karena kurangnya rambu-rambu. Selain itu, faktor kesalahan manusia juga turut menyumbang angka kecelakaan di titik itu. “Di sana kan ada garis marka tak putus, artinya tidak boleh menyalip, tapi nyatanya masih banyak yang melanggar,” jelas dia.
Sementara itu, menurut Eki Barlian, perwakilan Dinas Perhubungan Brebes yang hadir dalam pertemuan itu menambahkan, penyebab kecelakaan lain di kawasan itu yakni karena kondisi jalan yang kurang pas. “Jadi kalau kendaraan melaju dari selatan mau turun dan masuk ke jalan raya itu masuk ke lajur kiri dari arah utara. Begitu juga sebaliknya,” katanya.
Untuk itu, dalam evaluasi tersebut disepakati akan ada penambahan rambu-rambu lalu lintas dan tulisan peringatan larangan menyalip. Di kawasan itu juga akan dipasang kamera tersembunyi (CCTV) untuk memantau dan mengawasi arus lalu lintas. (Irsyam Faiz)
Discussion about this post