TEGAL – Indeks risiko bencana di Kota Tegal meningkat dari rendah menjadi sedang. Kota Tegal masih berpotensi dilanda banjir dan rob seperti yang pernah terjadi saat musim hujan di tahun 2017 dan 2018.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Andri Yudi Setiawan mengatakan, indeks potensi bencana Kota Tegal mengalami peningkatan dari rendah di tahun 2016 menjadi sedang tahun ini.
“Karena banyak kejadian menonjol seperti banjir yang pernah terjadi di 2017 dan 2018 maka ada peningkatan indeks kebencanaan di Kota Tegal menjadi sedang,” kata Yudi, usai apel siaga bencana di Objek Wisata PAI, Selasa (10/11/2020).
Sebelumnya, pihaknya juga telah melakukan pemetaan ke wilayah yang disebut berpotensi rawan bencana banjir dan rob. Hasilnya, 9 kelurahan rawan banjir, dan 3 rawan dilanda rob.
Sebagai salah satu upaya kesiapsiagaan, BPBD sendiri berencana mendirikan 3 posko di daerah-daerah rawan bencana. “Posko didirikan di Kecamatan Margadana, Tegal Timur dan Tegal Barat. Sedangkan di Tegal Selatan karena relatif cukup aman maka tidak ada posko,” terangnya
Selain posko, lanjutnya, BPBD juga akan menyiagakan 24 tim reaksi cepat, 6 Satgas dan 45 relawan.
Sementara itu, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono mengatakan, semua elemen masuarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan kompak karena wilayah pesisir masih rawan rob di musim hujan. “Harapannya semua harus siap. Dan tim selalu memantau. Termasuk siap mendirikan dapur umum untuk membantu masyarakat,” kata dia.
Pemkot Tegal, imbuh Dedy, juga menyiagakan kendaraan penyedot genangan air. “Harapannya masyarakat bisa menjaga diri dan menjalankan pola hidup bersih dan bergotong royong menjaga lingkungan,” pungkasnya. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post