BREBES, Panturapost.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjajaki kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Brebes. Bentuknya berupa pembelian bawang merah langsung dari petani di Brebes.
“Jakarta itu kan tidak punya komoditas barang, hanya konsumen, sedangkan Brebes ini kan produsen terbesar bawang merah,” kata Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta, Doni P Joewono, di Pendapa Bupati Brebes, Jumat 17 Maret 2017.
Doni mengatakan, kebutuhan bawang merah di Jakarta merupakan yang terbesar setelah beras dan cabai. Jumlahnya mencapai 150 ribu ton per hari. Selama ini, pasokan bawang merah dari Brebes ke Jakarta harus melalui rantai distribusi yang cukup panjang. Sehingga, harga dari petani ke konsumen di Jakarta selisihnya cukup jauh.
Karena itu, ujar Doni, melalui kerjasama ini, diharapkan bisa memotong rantai distribusi bawang dari petani hingga ke tangan konsumen. Harga bawang merah di Jakarta juga bisa stabil karena langsung membeli ke petani. “Harga bawang di tingkat petani juga tidak terlalu rendah,” ujar dia.
Lebih rinci, dia menjelaskan, Pemprov DKI berencana memborong bawang merah dari Brebes saat pasokan melimpah dan diamankan di gudang yang dilengkapi dengan mesin penyimpanan bawang merah bernama Control Atmosfer Storage (CAS).
Mesin yang diproduksi oleh PT. Pura itu bisa menyimpan bawang hingga 20 ton, dan bisa bertahan 3-6 bulan dengan penyusutan hanya 8 persen. Komoditas itu akan dikelola oleh PD Pasar Jaya.
Doni melanjutkan, bawang yang disimpan itu baru digelontorkan ke pasar ketika produksi bawang di Brebes mulai turun. Itu dilakukan untuk mencegah terjadinya lonjakan harga. “Ini efektif untuk untuk menstabilkan harga bawang. Karena bayangkan, di sini (Brebes) dibuang-buang di Jakarta harganya naik. Harapannya nilai tukar petani di Brebes itu naik, harga di Jakarta stabil. Kalau di Jakarta stabil seluruh Indonesia bisa stabil,” kata dia.
Sementara itu, Bupati Brebes, Idza Priyanti, menyambut baik rencana Pemprov DKI Jakarta. Idza mengatakan, Brebes yang merupakan pemasok bawang terbesar di Indonesia bisa berperan aktif mengendalikan harga. “Brebes itu kan memasok bawang merah hingga 30 persen kebutuhan nasional,” ujar Idza.
Kerjasama ini, kata dia, diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup para petani di Brebes agar lebih sejahtera. Sebab, selama ini petani tidak bisa menikmati hasil panen saat produksi melimpah, karena harga anjlok. Sebaliknya, ketika produksi bawang turun, harga di tingkat konsumen melonjak tinggi. “Dengan adanya kerjasama ini mudah-mudahan harga bawang bisa terus stabil,” kata dia. (Tempo/Rhn)
Discussion about this post