ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
SEMARANG, Panturapost.com – Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jateng, jumlah masyarakat yang mengalami gangguan jiwa dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada 2013 ada sebanyak 121.962 penderita gangguan jiwa. Sedangkan tahun 2014, meningkat menjadi 260.247. Setahun berikutnya, jumlah penderita bertambah menjadi 317.504 jiwa.
Hal ini menjadi keprihatinan dari berbagai kalangan. Salah satunya anggota komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah, Karsono. Dia menilai persoalan ini adalah hal serius yang harus segera ditangani oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng. “Apalagi ini momentum Hari Gangguan Jiwa sedunia yang diperingati setiap tanggal 10 Oktober,” kata dia, Senin (10/10/2016).
Menurut Karsono, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tingginya angka gangguan jiwa di Jateng. Di antaranya tekanan keluarga, minimnya pekerjaan, pergaulan, lingkungan maupun ekonomi. Hal ini, kata Karsono, memiliki kaitan erat dengan kesejahteraan masyarakat, khususnya tingkat kemiskinan.
“Tekanan ekonomi, beban pekerjaan, tata kota yang buruk, hingga penyakit kronis yang diderita membuat masyarakat stres,” kata dia.
Menurut dia, stres bisa mempengaruhi produktivitas, meningkatkan keparahan penyakit, hingga memunculkan gangguan sosial. “Namun, persoalan mental emosional itu masih disepelekan,” ungkap legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng ini.
Permasalahan lainnya, kata dia, yakni penanganan penderita gangguan jiwa, karena tidak semua RS Umum mempunyai klinik jiwa. Ini lantaran belum tersedia tenaga medis jiwa.
Dia dia mengungkapkan, saat ini masih banyak masyarakat yang belum memahami gangguan psikotik terutama schizoprenia. Sehingga sering ditemukan penanganan gangguan jiwa pada seseorang dengan cara dipasung, dikurung atau dikucilkan. “Padahal, tahun 2012, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng sudah mencanangkan program bebas pasung,” kata dia.
Menurut data World Health Organization (WHO), setidaknya ada satu dari empat orang didunia mengalami masalah mental. Masalah gangguan kesehatan jiwa yang ada di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang serius.
Cara lain yang bisa ditempuh untuk mencegah semakin banyaknya penderita, kata Karsono, adalah bergantung pada daya tahan seseorang menghadapi tekanan dan besarnya tekanan yang terjadi. Daya tahan dipengaruhi faktor genetika, pola asuh, kualitas gizi, kondisi lingkungan, hingga sistem pendidikan. (Rhn/Rilis)
Discussion about this post