PEKALONGAN – Memperingati hari batik nasional 2021, Kampung Batik Kauman, Kota Pekalongan melounching Saroeng Batik Pakem Kaumanan, Sabtu (2/10) malam. Batik Pakem Kaumanan sendiri dinilai penuh filosofi karena mencakup beberapa motif batik.
Usai peresmian peluncuran Batik Pakem Kaumanan, Walikota Pekalongan, H. A. Afzan Arslan Djunaid mengapresiasi kerja keras pengurus Kampung Batik Kauman yang telah melahirkan pakem motif yang penuh filosif.
Menurutnya, Batik Pakem Kaumanan mencakup beberapa motif batik. Di antaranya motif parang, jlamprang, buketan dan kenji yang juga mewakili berbagai etnis yang ada di Kota Pekalongan.
“Saya sangat apresiasi sekali. Tapi saya juga akan memberikan tantangan kepada pengurus Kampung Batik Kauman agar mampu memunculkan motif baru yang khas,” katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Desain Produksi Sarung Batik Pakem Kaumanan, Fauzi Hidayat, mengaku sempat bingung. Karena, meski Kauman punya sejarah panjang dalam dunia batik, namun sampai saat ini belum ditemukan motif batik pakem Kauman.
“Jadi saya tanya kepada mbah mbah kami, orang tua kami tentang motif batik yang mencirikan kekhasan Kauman. Padahal diperkirakan, sejak tahun 1850-an di Kauman sudah ada produksi batik,” ucapnya.
Di Kauman, Pekalongan, lanjut Fauzi, banyak pengusaha pengusaha batik yang terkenal dan memproduksi beragam motif batik, namun hal itu belum mencerminkan kekhasan Kauman. Karena motif batik yang ada lebih ke arah warna-warna atau pun ragam hiasnya lebih ke arah batik keraton.
“Jadi sampai saat ini belum ada motif batik yang benar benar mencerminkan kekhasan Kauman,” ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, Fauzi dan sejumlah pengrajin barik pun menciptakan motif batik Pakem Kauman. Ia menegaskan, penciptaan motif batik Pakem Kauman ini melalui berbagai prosen. Mulai dari pemilihan ragam hias warna, pakemnya dan komposisi yang matang. Selain itu, juga melalui riset dan musyawarah bersama para pengrajin batik.
“Kami melakukan riset bagaimana motif atau ragam hiasnya mencirikan karakter atau pun hal hal yang ada di Kampung Batik Kauman,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Fauzi juga menjelaskan tentang motif Saroeng Batik Pakem Kaumanan. Di antaranya, di bagian kepala sarung atau sorot, memilih ragam hias buketan. Kemudian, pada bagian badan utama atau awakan, menggunakan motif parang dan dan batik jlamprang yang telah kombinasikan.
Fauzi merinci, motif buketan itu diambil dari sejarah batik eropa, dimana ragam hiasnya cenderuh ke arah buketan. Meskipun pada periode selanjutan motif buketan diambil oleh pengrajin dari Thiong Hoa. Sedangkan untuk kombinasi parang dan jlamprang menggabungkan batik motif pesisir dengan motif keraton.
“Batik jlamprang itu kan batik pesisiran dan parang batik motif keraton. Jadi kita ingin mengkombinasikan itu. Parang kan memiliki arti hubungan antara manusia dengan tuhan dan kerja keras manusia yang tidak pernah berhenti,” pungkasnya. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post