TEGAL – Kasus gagal tumbuh atau stunting dan gizi buruk yang menimpa anak balita di Tegal dan Brebes, Jawa Tengah masih cukup memprihatinkan.
Anggota DPR RI Komisi IX Dewi Aryani mengatakan, diperlukan peran serta banyak pihak dalam pencegahan dan penanggulangan demi keberlangsungan generasi penerus bangsa yang sehat.
“Kasus gizi buruk tinggi, mulai dari Brebes, Kabupaten dan Kota tegal. Di Tegal Timur ini saja ada 150 kasus. Sementara kasus stunting di Brebes hampir 16 ribu, bahkan ada satu desa mencapai 70 anak,” kata Dewi saat memberikan bantuan pangan dan kesehatan, di Kelurahan Panggung, Tegal Timur, Kota Tegal, Selasa (28/7/2020).
Perempuan yang akrab disapa DeAr mengemukakan, tingginya kasus gizi buruk dan stunting menjadi perhatian Komisi IX. Salah satunya dengan melakukan konsolidasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Melalui konsolidasi tersebut, untuk melihat program atau bantuan apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk upaya pencegahan dan penanggulangan di tiga daerah. “Ini menjadi perhatian Komisi 9 dan Kemenkes. Kami sepakat menangani gizi buruk, stunting, dan kasus kematian ibu dan anak,” kata dia.
Menurutnya, kerjabersama antara Kemenkes dan DPR RI tidak akan berjalan cukup maksimal tanpa peran serta pemerintah daerah. “Upaya ini mungkin tidak akan cukup maksimal jika tidak ada dukungan dan peran serta kepala daerah dan jajarannya,” kata DeAr.
Untuk itu, Dewi meminta Pemda maupun Kemenkes selain secara masif memberikan sosialisasi pemahaman untuk memperbaiki gizi balita, juga harus meningkatkan bantuan dan memperbanyak jenis atau variasi bantuan makanan tambahan.
Menurutnya, selama ini dari Kemenkes hanya ada tambahan bantuan pendamping makanan tambahan (PMT) berupa biskuit bergizi untuk balita maupun ibu hamil.
Pemda bisa menambahkan bantuan berupa makanan sehat lain seperti telur dan susu atau ikan segar agar kebutuhan gizi balita tercukupi. Sehingga mampu menekan angka kematian balita dan mempercepat penurunan jumlah balita bergizi buruk.
Menurut DeAr, jika ada kolaborasi yang baik, maka bisa menyelamatkan generasi penerus bangsa karena masa depan bangsa ada pada anak-anak.
“Berbicara anak tidak hanya soal kesehatannya, karena mereka aset. Kemana bangsa ini akan di bawa ke depan, tergantung dari masa depan anak-anak yang dimulai sekarang,” pungkas Dewi.
Camat Tegal Selatan Zainal Ali Mukti mengatakan, kasus gizi buruk di Kecamatan Tegal Timur menjadi yang tertinggi dibanding kecamatan lain di Kota Tegal.
Berdasarkan data tiga Puskesmas di Tegal Timur, tercatat ada 150 anak yang mengalami gizi buruk. Dari jumlah itu mayoritas dari keluarga kurang mampu. “Data Puskesmas mencatat sebanyak itu, paling banyak dibanding kecamatan lain,” sebut Zainal.
Menurut Zainal, sebagai salah satu upaya penanggulangan saat ini, dengan melibatkan kader kesehatan untuk memberikan penyuluhan. Bahkan hingga jemput bola ke kediaman balita untuk memantau perkembangan para ibu hamil maupun balita gizi buruk. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post