TEGAL – Penataan kawasan permukiman kumuh di sepanjang bantaran Kali Siwatu di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, telah rampung.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Eko Setyawan mengatakan, kini Pemkot berencana mengembangkan dengan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Berupa taman yang dilengkapi Pasar Apung atau floating market dalam satu Kawasan Siwatu yang diharapkan menjadi destinasi wisata baru di Kota Tegal.
Rencana itu dipaparkan Eko di hadapan Sekretaris Dirjen Cipta Karya Didiet Arief Akhdiat, Direktur Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Dirjen Cipta Karya, Dian Irawati di Rumah Susun Rendah Energi untuk Iklim Panas Lembab Indonesia di Jalur Lingkar Utara, Tegalsari, Tegal Barat, Selasa (30/11/2021).
Dalam paparannya, Eko juga menyampaikan rencana permohonan proposal untuk pengembangan kawasan Kali Siwatu. Rencana pengembangan tersebut diapresiasi oleh Sekretaris Direktorat Jendral Cipta Karya, Didiet Arief Akhdiat.
Menanggapi rencana permohonan tersebut, Didiet Arief menyampaikan agar Pemkot dapat menyampaikan secara langsung kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mochamad Basoeki Hadimoeljono.
Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono menyampaikan rencana pengembangan pembangunan proyek tersebut diharapkan dapat berkesinambungan dan dapat mengangkat perekonomian masyarakat sekitar.
Eko Setyawan mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti arahan dari Sekretaris Direktorat Jendral Cipta Karya untuk menyampaikan langsung perihal permohonan proposal pengembangan wilayah Sungai Siwatu ke Menteri PUPR Republik Indonesia.
Langkah selanjutnya, Eko berencana akan mengajukan permohonan audiensi dengan Menteri PUPR terkait dengan permohonan tersebut.
Eko mengatakan, design pengembangan Kali Siwatu telah disusun pada tahun 2019 dengan anggaran sebesar Rp. 48 miliar. Namun demikian tentunya angka tersebut ketika diajukan ke Kementerian PUPR akan direview kembali.
Seperti diketahui, pembiayaan revitalisasi kawasan kumuh pesisir barat Kota Tegal Segmen Siwatu oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR berasal dari bantuan World Bank sebesar Rp. 22 miliar dan revitalisasi tersebut telah selesai di akhir tahun 2021.
Eko berharap, program pengembangan Sungai Siwatu dapat berlanjut, sehingga ada kesinambungan proyek yang saat ini sudah diselesaikan dengan pekerjaan lanjutannya.
“Diharapkan pengembangan ini dapat meningkatnya ekonomi masyarakat di sekitar Sungai Siwatu. Karena nantinya masyarakat sekitar bukan sebagai penonton, tetapi dilibatkan aktif dalam kawasan tersebut,” pungkas Eko. (*)
Editor: Muhammad Abduh
Discussion about this post