TEGAL – Puluhan orang dari Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) di Kabupaten Tegal nyaris bentrok fisik dengan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di depan Kantor Bupati Tegal, Jumat 7 September 2018. Para perangkat desa itu resah dengan keberadaan LSM tersebut, yang menganggap mencampuri urusan desa di Kabupaten Tegal.
Dari pantauan Panturapost, sebanyak lima orang dari LSM tersebut, ditemui oleh beberapa Kepala Otonomi Perangkat Daerah (OPD) di Ruang Transit Gedung A, sekitar pukul 09.00 WIB. Menurut informasi yang diterima, LSM tersebut berasal dari Kabupaten Pemalang. Mereka bermaksud menyampaikan aspirasi terkait sejumlah permasalahan di Kabupaten Tegal.
Saat pertemuan hampir selesai, ternyata ada dari PPDI masuk ke ruangan. Sambil sesekali membentak, nyaris terjadi bentrok fisik. Oleh beberapa orang, mereka pun dilerai dan diredam. Mereka pun kemudian dihalau ke luar ruangan.
Kapolres Tegal, AKBP Dwi Agus Priatno bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tegal Widodo Joko Mulyono pun ikut meredam. “Audiensi mereka (LSM) sudah ada izinnya. Sehingga kalau bapak-bapak (PPDI) ingin bertemu dengan mereka, buat surat izin ke kita. Biar tertib yah,” katanya di depan massa.
Ia pun menyarankan agar PPDI membuat surat izin untuk melakukan audiensi dengan LSM itu. “Buat surat izin, nanti kita keluarkan izinnya,” ujarnya singkat.
Ketua PPDI Kecamatan Adiwerna, Winarso ngotot bertemu lantaran ingin menanyakan maksud mereka dalam pertemuan tersebut. “Saya dan teman-teman ingin bertemu langsung dengan mereka (LSM). Mau tanya, sebenarnya apa sih maksud pertemuan itu?,” katanya di tengah kerumunan massa.
Ia membeberkan, kengototan untuk bertemu itu karena resah dengan perilaku mereka. Ia menyebut, LSM tersebut kerap meminta data penting desa.
“Dua hari kemarin mereka datang ke tiga desa di Adiwerna. Minta data-data dokumen penting desa. Itu kan bukan kewenangan mereka,” kesalnya.
Tingkah mereka, oleh PPDI dianggap meresahkan karena bukan berasal dari Kabupaten Tegal. Bahkan, kata dia, LSM tersebut minta imbalan ke beberapa desa dengan alasan sebagai uang transportasi. “Mereka ini bahkan datang ke desa-desa meminta uang bensin,” tegasnya.
Sekitar pukul 10.30 WIB, massa yang diredam emosinya pun meninggalkan Kantor Bupati. Sampai berita ini ditulis, Panturapost.com masih berusaha meminta konfirmasi terhadap pihak LSM tersebut. (Panturapost.com)
Editor: Muhammad Irsyam Faiz
Discussion about this post