Kisah ini datang dari seorang wanita dari Tegal, Jawa Tengah yang menjadi tulang punggung bagi keluarga. Untuk ibu dan adik-adiknya yang masih memerlukan biaya sekolah. Dia rela menjadi istri simpanan seorang pejabat negara tanpa mempedulikan perasaannya sendiri. Bahkan ia harus membuang jauh-jauh cita-citanya melanjutkan kuliah.
Sebut saja namanya Echa (bukan nama sebenarnya). Perempuan kelahiran Purwokerto pada 1985 ini adalah anak sulung dari 3 bersaudara. Saat duduk di bangku SMA, dia pernah mengalami peristiwa memilukan.
“Waktu masih duduk di SMA sempat mengalami kejadian pahit. Diperkosa oleh seorang laki-laki. Kejadian itu akhirnya saya terjun ke dunia malam,” ujar wanita pemilik rambut lurus pajang warga coklat, memulai perbincangan dengan panturapost.com, sambil minum segelas jus jambu, Rabu (18/12) sore.
Berbekal ijazah SMA, Echa bekerja sebagai pemandu lagu (PL) di sebuah tempat karaoke di Tegal. Saat itu, usianya masaih belasan tahun. Di sana dia dibayar Rp 100 ribu per jam setiap kali menemani tamu. Biasanya Echa melayani tamu di dalam ruang karaoke selama 4 jam. “Jika ada saweran beda bayaranya. Jika kita sreg dengan tamunya juga beda cerita,” ucap Echa.
Suatu hari, di tempat kerjanya sebagai PL, dia bertemu dengan seorang laki-laki tajir yang merupakan seorang pejabat di Tegal. Sebut saja namanya Arya (bukan nama sebenarnya). Echa menyebut saat itu penampilan Arya keren dan rapi. Dari pertemuan itu mereka akhirnya bertukar nomor Handphone hingga berlanjut menjalin hubungan asmara. Dari sinilah, Echa memulai ‘karirnya’ sebagai wanita simpanan.
Malam pertama menjadi wanita simpanan, dia merasakan waktu begitu lambat berputar. Saat itu, Echa menghabiskan malamnya dengan Arya di salah satu hotel. Meski dalam hatinya sebenarnya berontak, namun demi memuaskan palanggan, ia berusaha memerlihatkan wajah sumringah. Caranya dengan menengak minuman beralkohol.
“Saya diajak jalan kalau cowok tersebut ada agenda ke luar kota. Kami pun ketemu dan bermalam. Selama jadi simpanan, fasilitas kos-kosan dan kebutuhan bulanmya saya di tanggung oleh cowok itu,” terang Echa.
Singkat cerita, mereka lalu menikah pada 2003. Selama menikah, Echa sempat berhenti berprofesi sebagai pemandu lagu. Namun, pernikahan Echa dan Arya tak bertahan lama. Belum genap dua tahun hidup berumah tangga, mereka bercerai. Dan saat itulah, Echa mulai kembali ke dunia malam.
Echa kembali menjalani hari-hari sebagai wanita penghibur lelaki hidung belang. Pelanggannya mulai dari penegak hukum, hingga pejabat pemerintah daerah. Tidak sedikit pula juga bos atau pengusaha di wilayah Tegal dan Brebes yang rutin ‘memakai ‘ Echa.
Seiring berjalan waktu, Echa saat itu mulai menikmati hari-harinya sebagai PL sekaligur wanita simpanan. Menurutnya, dengan pekerjaanya itu, dia bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Jujur saya sedikit-sedit bisa menutupi kebutuhan saya. Saya melakukan ini karena saya pernah ketipu sampai Rp 400 juta dan saya harus menangungnya sediri. Tapi kadang saya sedih juga,” tuturnya dengan mimik wajah sedih.
Meski kebutuhannya tercukupi, Echa mulai menemukan ketidaknyamanan. Sebagai perempuan, dia juga ingin merasakan menjadi jadi istri biasa. Bukan jadi wanita simpanan yang didatangi seenaknya. Terkadang, dia iri jika melihat pasangan lain pergi jalan-jalan tanpa ada beban takut ketahuan orang lain.
“Ketemunya enggak tentu. Paling kalau lagi ada ke luar kota saya diajak. Kalau berpergian juga selalu pilih-pilih tempat, karena takut ada yang memergoki. Saya enggak pernah diperlakukan seperti istri-istri lainnya,” keluh Echa.
Dia mulai menyadari, ternyata hidup galmor yang dia idamkan sejak dulu, itu tak seindah apa yang dibayangkan selama ini. “Di balik hidup ini, orang gak kalau saya tersiksa batin. Padahal, ibu saya mungkin berpikir, kalau saya bahagia dan baik-baik aja,” ujarnya.
Malam berganti malam, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Setelah hampir 8 tahun bolak balik menjadi simpanan pejabat dan bos, Echa akhirnya bertemu seseorang. Sebut saja namanya Rendi (bukan nama sebenarnya). Rendi yang merupakan seorang pengusaha tajir di Tegal pada 2013, menikahi Echa.
Sejak menjadi istri Rendi, Echa mulai berikhtiar memperbaiki diri. Perjalanan hidupnya perlahan mulai dibenahi. Keinginan Echa untuk menjadi istri sah seorang lelaki akhirnya tertunaikan. Dia kini tak lagi harus sembunyi-sembunyi saat bepergian ke luar rumah bersama suami. Namun, di tengah perjalanan, biduk rumah tangga Echa dan Rendi diterpa badai. Pasangan ini mulai kehilangan keharmonisan. Hingga akhirnya pada 2016, keduanya memilih untuk berpisah.
Echa bingung. Dia sudah tidak lagi dinafkahi oleh suaminya dan harus kembali menjadi tulang punggung keluarga. Anak hasil pernikahan dengan Rendi saat itu masih balita. Godaan menghampiri, dia akhirnya kembali terjun di dunia hitam. Kembali menjadi wanita penghibur lelaki di malam hari dengan menjadi pemandu lagu.
“Saya harus menanggalkan busana serta harkat sebagai wanita dan seorang ibu demi uang. Tapi aku tak punya pilihan lain. Berbagai usaha sudah aku lakukan buat tidak terjerumus. Awalnya sakit, tapi aku mencoba ikhlas,” ucap dia.
Baru beberapa bulan kembali menyandang sebagai wanita penghibur, dia terkena razia Satpol PP. Echa menganggap mungkin itu adalah teguran dari Allah kepadanya agar kembali ke jalan yang benar. “Setelah ditangkap, mau tidak mau, aku jalani masa karantina. Di situ aku belajar banyak hal, belajar menata hidup lagi, belajar punya impian lagi,” katanya.
Sekembalinya dari panti rehabilitasi, bukan hal yang mudah untuk bisa meninggalkan dunia malam yang sudah dia jalani. Banyak godaan buat kembali, banyak pandangan sinis yang bikin dia ingin kembali terjun. “Ternyta membersihkan nama baik itu enggak mudah dan jadi org baik pun enggak gampang.”
Kini, Echa masih berusaha untuk memperbaiki diri. Pelan-pelan dia mulai meninggalkan dunia hitam. Hari-harinya kini diisi kegiatan yang positif seperti aktif di organisasi kepemudaan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dia mencoba peruntungan dengan berjualan busana dan aksesoris perempuan lewat online. (Panturapost.id)
Reporter: Bentar
Editor: Muhammad Irsyam Faiz
Discussion about this post