TEGAL, Panturapost.com – Siang itu, Watimin, berjalan kaki sendirian di Jalur Pantura Tegal, Kamis 11 Agustus 2016. Tangan kanannya memegang bambu yang diikat bendera merah putih. Menggunakan ikat kepala yang juga berwarna merah putih, serta menenteng ransel yang barisi pakaian dan perbekalan, dia berjalan langkah demi langkah menuju Jakarta.
Tak lupa, sebuah kertas yang sudah dilaminating bertuliskan “Menyambut HUT RI ke-71 Jalan kaki dari Pucung Lor-Kroya-Cilacap menuju Jakarta” menempel di tas ranselnya.
Dengan penampilan seperti itu, Watimin berniat menemui Presiden Joko Widodo saat upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 RI di Istana Negara 17 Agustus mendatang. “Yang penting saya bisa bertemu dan salaman sama Bapak Presiden,” kata Warga Desa Pucung Lor, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap ini.
Dia mengaku tidak ingin menyia-nyiakan momentum ini untuk bertemu orang nomor satu di Indonesia. Ikut upacara di Istana Negara, kata dia, adalah kebanggaan tersendiri bagi pria berusia 34 tahun ini. “Saya cinta tanah air, cinta sekali. Ingin melihat langsung bendera merah putih berkibar di Istana negara,” ujar dia dengan mata berkaca-kaca.
Dia mengaku berangkat dari rumahnya pada Senin, 8 Agustus 2016, sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itu keluarga dan sejumlah tetangganya ikut mengantar sampai jalan raya. Tak hanya itu, Kepala Desa setempat beserta sejumlah perangkatnya juga turut melepas pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini. “Alhamdulillah keluarga menyetujui. Teman-teman juga ikut mengarak saya,” kata dia.
Dari rumah dia hanya berbekal ketupat dan beberapa lauk-pauk. Uang yang dia bawa juga tidak terlalu banyak yakni Rp 150 ribu. Dengan bekal itu, dia mengaku harus irit di jalan. Dia hanya menjatah makan satu hari sekali pada pagi hari. Selebihnya dia hanya mengandalkan minum air putih. “Kalau banyak makan malah jadi berat, yang penting minumnya,” ujar dia.
Watimin berjalan dari Cilacap melalui jalur Purwokerto-Tegal. Lalu dilanjut ke Jalur Pantura Tegal-Brebes-Cirebon, hingga Jakarta. Selama di perjalanan, dia selalu mampir ke kantor Polsek yang dia lewati, untuk meminta stempel dan tanda tangan, atau sekedar istirahat. Menurutnya, itu untuk membuktikan dirinya benar-benar jalan kaki. Dia juga selalu mampir ke Musala untuk menunaikan salat. “Kalau urusan salat saya tidak pernah ketinggalan,” kata dia.
Dia menargetkan tiba di Jakarta pada Selasa, 16 Agustus 2016. Sehari sebelum upacara peringatan digelar. Dia berharap, Jokowi bisa menerima kedatangannya dan diperbolehkan ikut menjadi peserta upacara peringatan detik-detik proklamasi di Istana Negara. “Kalau ditolak ya, mau bagaimana lagi, pulang ke Cilacap,” kata dia.
Sumber: Tempo.co
Discussion about this post