BREBES – Antisipasi terjadinya retakan yang meluas sehingga bisa mengakibatkan longsor, warga Dukuh Jojogan, Desa Pasir Panjang, Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes gotong royong bersama TNI dan Polri mengurug retakan tersebut, Selasa 4 Desember 2018.
Seperti diinformasikan sebelumnya, terjadi likuifaksi atau pergerakan tanah di Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes pada Kamis, 29 November 2018 sekitar pukul 22.00 WIB yang mengancam 7 rumah di wilayah Desa Pasir Panjang. Bahkan, sistem peringatan dini longsor Landslide Early Warning System (LEWS) berbunyi.
Kejadian tersebut membuat warga khawatir dan berhamburan keluar hingga malam itu mereka melakukan ronda dan tidak dapat tidur nyenyak.
Camat Salem Nur Ari Yuswanto yang turut serta dalam kerja bakti tersebut menuturkan, warga bersama anggota Koramil, Polsek Salem dan para relawan menutup rekahan yang terjadi malam itu. Rekahan diketahui sepanjang 100 meter dan lebar 30 cm dengan kedalaman hingga 5 meter.
“Kami semua di sini gotong royong menutup rekahan dan mengecek EWS. Kami juga berharap tidak ada longsor. Kalau nanti ada, ditakutkan 7 rumah terkena dampaknya,” jelas Ari.
Sementara itu, salah satu warga Dukuh Jojogan, Riswanto (50) yang rumahnya berada di bawah bukit yang retak mengaku khawatir saat sirine EWS berbunyi. Apalagi menurutnya, masih terdapat juga retakan di daerah atas.
“Yang jelas penduduk masih trauma dengan longsor kemarin. Apalagi yang di atas masih ada retakan yang di labuhan bulan yang sangat panjang. Kemungkinan ada dua hektar tanah di sana yang mengalami retakan. Yang jelas dampaknya pasti ke Desa Pasir Panjang ke bawah,” tutur Riswanto.
Usai kerja bakti, di rumah salah satu warga diadakan sosialisasi oleh Tim SAR Brebes, Pramuka dan relawan tanggap bencana. Hal ini untuk antisipasi dan kesiapsiagaan warga dalam menghadapi segala kemungkinan yang terjadi.
Koordinator Tim SAR Kabupaten Brebes, Ade Dhani Rahardjo menerangkan, Desa Pasir Panjang merupakan daerah garis merah tanah longsor. “Apa lagi kemarin ada retakan tanah sampai EWS berbunyi. Sehingga kita perlu mensosialisasikan manakala terjadi tanda tersebut,” tuturnya.
Sosialisasi di antaranya memberikan informasi kepada warga manakala terjadi pergerakan tanah, maka harus segera berlari keluar rumah dan mencari tempat yang aman.
“Ada EWS berupa sirine manakala ada pergerakan tanah, sehingga ketika sirine tersebut berbunyi, maka warga harus segera berlari ke tempat yang lebih aman,” papar Ade.
Dalam sosialisasi tersebut, Tim SAR juga mengarahkan kepada warga, ketika hujan sudah satu jam lebih, maka segeralah meninggalkan rumah dan mencari tempat aman di Desa Pasir Panjang. (Panturapost.id)
Reporter : Yunar Rahmawan
Editor : Muhammad Abduh
Discussion about this post