TEGAL, Panturapost.com – Peredaran uang palsu di wilayah Pantura atau eks-Karesidenan Pekalongan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Apalagi, saat ini, pemalsuan uang sudah semakin canggih sehingga masyarakat sulit membedakan mana uang palsu dan uang asli.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Joni Marsius, mengungkapkan peredaran uang palsu pada 2017 lalu meningkat dibanding tahun sebelumnya. Pada 2016, peredaran uang palsu sebanyak 3.282 lembar.
“Sedangkan tahun 2017, peredaran uang palsu meningkat menjadi 4.457 lembar,” kata Joni kepada wartawan di kantornya, Rabu, 24 Januari 2018.
Dia mengungkapkan, peredaran uang palsu diprediksi semakin meningkat menjelang tahun politik. Pada momentum tertentu, semakin padat kegiatan warga, semakin banyak uang yang beredar.
“Kita mengira-ngira tahun depan adalah tahun politik. Apalagi (tahun ini) beberapa daerah di wilayah kerja kami kegiatan Pilkada,” katanya.
Karena itu, masyarakat harus mewaspadai kemungkinan yang terjadi. Jika ragu saat mendapatkan uang kertas, maka bisa dicek dengan cara dilihat, diraba, dan diterawang. Jika masih ragu, bisa menggunakan kaca pembesar atau sinar ultraviolet.
“Kalau masih ragu juga, silakan datang ke kantor kami (BI Tegal). Petugas kami akan memeriksa keaslian uang tersebut,” katanya.
Joni melanjutkan, kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal saat ini menambah peralatan untuk membantu masyarakat memverifikasi dan klarifikasi uang yang diragukan keasliannya.
Nama alat tersebut adalah Stereo Microscope dan Portable Microskope. Menurut Joni, alat ini bisa mendeteksi keaslian uang kertas hingga tingkat kerumitan yang tinggi.
“Dengan penambahan alat ini diharapkan bisa menambah keakuratan dan percepatan pelayanan kepada masyarakat,” katanya. (Rhn)
Discussion about this post