Memanusiakan Manusia dengan Cara Manusiawi – Panturapost.com
Minggu, Januari 29, 2023
Panturapost.com
No Result
View All Result
Panturapost.com
No Result
View All Result
Panturapost.com
No Result
View All Result
Home Opini

Memanusiakan Manusia dengan Cara Manusiawi

Sebuah Catatan Refleksi Kemanusiaan

admin by admin
8 Agustus 2018
3 min read
0
Memanusiakan Manusia dengan Cara Manusiawi

Baqi Maulana Rizqi

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Baqi Maulana Rizqi*

Ada yang hendak penulis sampaikan, tanpa ada maksud sedikitpun untuk populer semata. Kita terlahir begitu saja, mengikuti keadaan sekitar. Mau lahir di mana sesuai keinginan kita, itu hal yang sia-sia. Sebab kelahiran adalah takdir yang tak pernah terpikirkan sebelum kita ada. Kita ada adalah karena kausalitas (sebab-akibat), kita tak mungkin ada jika tak ada yang melahirkan. Argument yang kuat kirannya, bagi yang ingin menyangkal menurut penulis adalah hal yang sia-sia. Sebab tak mungkin ada jika tidak ada, kita masih bisa dijangkau dengan indera. Itu sebabnya hukum kausalitas ada, karena dengan mudah untuk membuktikannya.

Soal Pikiran

ADVERTISEMENT

Jujur saja, penulis kurang beitu mengusai akan akal yang memproduksi pikiran-pikiran. Tapi tak jadi kendala untuk terus menghidupkan akal untuk tetap produktif. Namun sangat disayangkan bagi kita sebagai manusia yang menggantungkan seluruhnya pada akal.

Baca Juga

Sudah Waktunya Timnas Indonesia Juara Piala AFF

Sudah Waktunya Timnas Indonesia Juara Piala AFF

6 Januari 2023
Mahasiswa Farmasi Universitas Peradaban Berhasil Temukan Kandidat Obat Baru untuk COVID-19 dan Kanker Payudara

Mahasiswa Farmasi Universitas Peradaban Berhasil Temukan Kandidat Obat Baru untuk COVID-19 dan Kanker Payudara

26 September 2022

Aromanya nanti begitu kental dengan perhitungan, yang kadang tidak mencirikan kemanusiaan. Sebab jika sudah dalam lingkaran pikiran perhitungan, susah untuk menemui ketulusan arti kemanusiaan. Yang lebih mengerikan dalam menjalani relasi-sosial kita begitu perhitungan. Jika penulis boleh katakan, relasi-sosial kita seperti perdagangan. Fokusnya pada jual beli, untung rugi dan profit-oriented.

Jika sudah terbentuk seperti ini, mau bagaimana lagi. Uang pasti jadi ukuran dalam berbagai hal, padahal sudah jelas uang hanya berfungsi sebagai alat tukar. Lalu kenapa harus khawatir jika tak memiliki begitu banyak uang? Ini yang menurut penulis, relasi-sosial kita bukan lagi soal kemanusiaan tapi perdagangan. Jatuhnya akal selalu menggiring pada profit-oriented.

Penulis akui eksistensi (keberadaan) uang membantu dalam membangun hubungan, tapi uang juga bukan tujuan dari relasi-sosial. Kenapa dikatakan bahwa uang bukan tujuan, jelas secara kegunaan uang hanya untuk menjadi perantara dalam mencapai sesuatu yang ingin dimiliki. Kalau uang adalah tujuan lalu apa yang hendak dicapai? Karena nilai guna yang sudah dihasilkan dari uang.

Soal Kepalsuan

Sepertinya, relasi-sosial kita sudah terjangkit virus kepalsuan. Bagaimana bisa, seperti yang sudah terjadi, kita menjadi baik dihadapan manusia dan juga bisa dengan mudah buruk dibelakangnya. Karena kita terbatas, jadi banyak hal yang mudah terjadi dengan perilaku kita. Namun, sangat disayangkan karena perubahan adalah jelas dari dalam diri kita. Jadi kalau kita mudah berubah, jelas adalah hasil ciptaan kita sendiri.

Dalam keseharian, formalitas menjadi begitu dipentingkan, walau jauh dari subsatnsi dari apa yang hendak ingin diperbuat. Penilaian jadi hal yang urgent, bersandar pada aspek inderawi untuk menilai baik-buruk dan salah benar dalam kehidupan. Hal ini yang menurut penulis menghilangkan hakikat semestinya. Sebab dalam penilaian terhadap sesama manusia timpang. Sepenuhnya menggantung pada aspek indera penglihatan saja. Jika tak sesaui apa yang diharapkan dan sesaui keumuman, tak jarang dicap buruk. Padahal sejatinya maksud hati siapa yang tahu, jika sudah seperti ini akan mudah menyimpulkan atas peristiwa sekitar tanpa ada koreksi mendalam.

Akal terkadang bisa begitu bebas, akan kekuatannya untuk berpikir. Hal ini yang membawa pada kepalsuan hidup, mengakali segala sesuatu tanpa ada batasan. Bukan bermasud ingin membatasi produktifitas, namun hanya soal mengajak untuk tetap dapat menyederhanakan akal. Sebab jika sudah tidak sederhana, kemewahan hidup mudah saja menghasut akal untuk berpikir bagaimana untuk bisa mendapatkan yang hendak ingin dicapai. Ini hanya akan menghamba pada tujuan, sehingga proses lewat jalur manapun mudah dilakukan tanpa ada pertimbangan baik-buruk dan benar salahnya.

Soal Batas

Adanya batas adalah untuk memberi tahu akan keterbatasan yang ada. Pembatas ada untuk menuntun pada keseimbangan. Lihat saja jika sudah semakin merasa bebas, akan sulit untuk mengetahui keterbatasan. Penulis tidak bermaksud membawa pada pesimis berlebih, tapi hanya soal mengajak bahwa kekuatan yang kita miliki ternyata terbatas juga. Sederhananya kita tidak mungkin bisa hidup jika tidak ada yang lain, tentu akan sulit untuk bertahan. Orang dalam keseharian saja kita sudah begitu banyak merepotkan orang lain, masa masih tidak mengakui akan keterbatasan.

Keterbatasan bukan soal untuk dijadikan bahan pembelaan dalam beraktivitas, tapi satu hal yang perlu diakui. Ini memungkinkan kita untuk tetap jadi manusia tanpa gengsi akan kelebihan sesama manusia. Tensi kesombogan dan ketinggian akal kiranya perlu diturunkan, untuk lebih bisa hidup didalam keberagaman.

Dari apa yang sudah diulas, mari kita sama-sama untuk merefleksikan kemanusiaan kita. Tentu dengan tetap menjadi manusia seutuhnya, tanpa harus menjadi palsu dalam kehidupan. Sederhana dalam kehidupan. Kiranya mampu membawa kita pada apa yang disebut orang sebagai kebahagiaan, tentu ukurannya bukan sebatas indera semata.

Maka dari itu, ajakan adalah usaha yang konkret daripada ceramah semata. Menjadi manusia adalah kenyataan yang sudah ada, tinggal bagimana bersama-sama memanusiakan manusia dengan cara-cara manusiawi.

 

*Mahasiswa Universitas Peradaban Bumiayu (UPB)

 

ADVERTISEMENT

 

Anda juga bisa mengirimkan tulisan baik dalam bentuk opini, cerita pendek, atau cerita ringan berbahasa Jawa dialek Tegalan. Kirimkan karya Anda ke [email protected].

Tags: Opini mahasiswaUniversitas Peradaban Bumiayu
Share91TweetSendShareShare
ADVERTISEMENT

Related Posts

Opini: Pentingnya Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan bagi Kepala Madrasah
Opini

Opini: Pentingnya Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan bagi Kepala Madrasah

12 Januari 2023
Sudah Waktunya Timnas Indonesia Juara Piala AFF
Opini

Sudah Waktunya Timnas Indonesia Juara Piala AFF

6 Januari 2023
Opini: Penguatan Pendidikan Multikultural dalam Dinamika Politik Identitas
Opini

Opini: Penguatan Pendidikan Multikultural dalam Dinamika Politik Identitas

4 Januari 2023
Opini

Opini: Hari Ibu dan Politik Perempuan

23 Desember 2022

Discussion about this post

TERPOPULER

  • Putri Mantan Bupati Brebes Menikah: Mas Kawin Tanah 3,2 Hektare dan 100 Gram Logam Mulia

  • Tilang Elektronik Pakai Drone Mulai Diuji Coba di Brebes, Ini Sasaranya…

  • Miris, Suami di Brebes Cekik Istri Sampai Meninggal, Lalu Lapor ke Kakak Ipar

  • Bejat! Ayah di Brebes Tega Cabuli Anak Tirinya Selama 7 Tahun

  • Sempat Buron, Oknum Wartawan Brebes Tersangka Kasus Pemerasan Terkait Perkosaan Ditangkap di Jakarta

  • Suami yang Bunuh Istri di Brebes Mengaku Dapat Bisikan Gaib

  • Suami Bunuh Istri di Brebes, Jenazah Korban Akan Diautopsi Hari Ini 

MEDIA SOSIAL

  • 139.9k Fans
  • 169 Followers
  • 30.1k Followers
  • 54.6k Subscribers
ADVERTISEMENT
PanturaPost.com

2020 © PT Pantura Siber Media

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
  • Verifikasi Dewan Pers
  • Karir

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Daerah
    • Brebes
    • Kota Tegal
    • Tegal
    • Pemalang
    • Kajen
    • Pekalongan
    • Batang
  • Kolom
    • Catatan Pekan Ini
    • Opini
    • Moci
    • Kolom Kolam
    • Sejarah
  • Jateng
  • Wisata
  • Olahraga
  • Video
  • Warta Ngapak
  • Kuliner
    • Resep
  • Infografik
  • Inspire Slawi
  • Advertorial
  • Kamus

2020 © PT Pantura Siber Media

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In