Getuk lindri merupakan salah satu makanan yang berasal dari daerah Jawa, khususnya Jawa Tengah. Konon, getuk sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Getuk dikonsumsi sebagai sumber karbohidrat pengganti nasi. Sebab, pada saat itu ketela lebih mudah ditemukan daripada beras.
Kata getuk diambil dari bunyi pada saat menumbuk singkong yaitu “tuk tuk tuk”. Sedangkan kata lindri diambil dari nama alat yang digunakan untuk menggiling getuk. Getuk lindri merupakan makanan tradisional dengan bahan dasar singkong. Singkong ditumbuk dan dikukus hingga halus dan kenyal, kemudian diberi gula merah, santan, pewarna makanan, dan digulung dengan menggunakan alat lindri.
Saat ini keberadaan getuk lindri hanya ditemukan di tempat-tempat tertentu seperti pasar tradisional dan toko oleh-oleh. Salah satunya adalah milik Sus (43) yang sudah menjadi penjual getuk selama 10 tahun di daerah Jalan Merpati, Balapulang, Tegal.
Menurutnya, meskipun tergolong kuliner jadul, getuk lindri masih menjadi makanan yang diminati khususnya untuk jamuan acara-acara besar seperti acara pernikahan.
Berbeda dengan getuk lindri pada umumnya, yang memiliki warna yang beragam, getuk lindri milik Bapak Sus ini hanya memiliki satu warna. Yaitu cokelat yang berasal dari gula merah dan tanpa pewarna makanan.

“Yang saya buat warnanya hanya cokelat, dari gula merah karena kalau pakai gula merah baunya lebih harum alami khas gula merah. Beda dengan kalau pake pewarna makanan,” tuturnya saat ditemui PanturaPost, pada Jumat (22/01/2021).
Rasanya yang manis, gurih, dan khas, serta harganya yang terjangkau yakni senilai 700 rupiah per satuan membuat getuk lindri masih diminati sampai saat ini. (Ana Lainda)
Editor: Irsyam Faiz
Discussion about this post